BANYUWANGI, KOMPAS — Kenaikan harga beras jelang Lebaran menjadi sebuah keniscayaan. Kendati persediaan beras diklaim cukup, kenaikan harga beras jelang Lebaran diprediksi tetap akan terjadi.
Di Pasar Banyuwangi sebulan sebelum Lebaran sudah mulai tampak ada pergerakan harga beras. Jumat (20/4/2018), harga beras medium IR 64 mencapai Rp 10.500 per kg. Padahal, sebelum Kamis (12/4/2018) harga beras jenis yang sama hanya Rp 10.000 per kg.
Susanto (48) pedagang beras di Pasar Banyuwangi, mengatakan, kenaikan harga jelang Lebaran biasa terjadi. ”Tiap tahun memang naik kalau mendekati puasa dan Lebaran, tetapi kenaikannya beragam, kadang hanya naik Rp 500 dari hari biasa, tetapi bisa juga naik hingga Rp 1.000 dari hari biasa,” tuturnya.
Di Pasar Banyuwangi, lanjut Susanto, harga beras tertinggi justru terjadi awal tahun saat pasokan beras kosong. Pada Januari lalu, harga beras medium IR 64 mencapai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kg.
Hal serupa disampaikan pedagang beras lainnya, Hardi (53). Ia mengatakan, tren tahunan di pasar beras biasanya ada kenaikan pada awal tahun. Lalu, harga beras kembali normal dan naik lagi saat mendekati bulan puasa.
”Seminggu jelang puasa biasanya harga naik Rp 500 per kg. Nanti dua minggu sebelum Lebaran naik lagi Rp 500. Harga itu akan bertahan dua minggu hingga sebulan, lalu kembali normal,” ujarnya.
Hardi mengatakan, kondisi tersebut terjadi apabila persediaan beras dalam batas wajar. Namun, jika pasokan beras berkurang, harga beras bisa melonjak hingga Rp 1.500 per kg dari hari biasa.
Seingat Hardi, hal itu pernah terjadi tahun 2015. Harga beras medium IR 64 mencapai Rp 11.000 per kg seminggu jelang puasa. Padahal, seminggu sebelumnya harga beras jenis yang sama hanya Rp 9.500 per kg.
”Saya tidak tahu berapa harga beras seminggu jelang Lebaran. Harga yang tinggi dan pasokan beras yang sedikit membuat saya tidak berani membeli atau menjual beras saat itu,” ucapnya.
Tren
Tren kenaikan harga beras jelang puasa dan Lebaran juga dibenarkan oleh Kepala Subdivisi Regional Bulog Banyuwangi David Susanto. Menurut dia, kenaikan harga beras biasanya terjadi dua minggu sebelum Lebaran.
”Saat awal puasa biasanya sudah mulai ada pergerakan harga. Kenaikan harga tidak langsung drastis, tapi merangkak. Kenaikan biasanya hanya berkisar Rp 200 hingga Rp 500 per kg,” ujarnya.
Sadar akan potensi kenaikan, David mengatakan, Bulog Subdivre Banyuwangi terus memantau kondisi pasar. Bulog Divre Banyuwangi juga telah menyiapkan gerakan stabilisasi.
Program tersebut dilakukan dengan pemantauan pasar, penggilingan, hingga sawah petani. Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada kelangkaan pasokan beras.
David mengatakan, kenaikan harga beras jelang Lebaran biasanya terjadi bukan karena persediaan yang kosong. Kenaikan harga beras jelang Lebaran terjadi karena tingginya permintaan yang sulit dibendung.
”Mendekati Lebaran ada kenaikan permintaan hingga dua kali lipat. Masyarakat cenderung membeli banyak karena khawatir jelang Lebaran banyak toko tutup. Selain itu, banyak penggilingan beras yang mengurangi kapasitas giling karena banyak buruh jemur dan giling beras yang libur,” tuturnya.