DUBAI, KOMPAS — Peluang bagi Indonesia untuk menarik wisatawan mancanegara asal Timur Tengah sangat terbuka mengingat masih besarnya pasar yang belum dioptimalkan. Selama empat hari ke depan, sejak Minggu (22/4/2018) hingga Rabu mendatang, Indonesia mengikuti Arabian Travel Market di Dubai, Uni Emirat Arab, yang merupakan salah satu pameran pariwisata terkemuka di dunia.
Keikutsertaan Indonesia dalam Arabian Travel Market (ATM) Dubai ini merupakan yang ke-18 dari 25 kali penyelenggaraan ATM Dubai. Tahun ini, Indonesia membawa 80 pelaku industri pariwisata, termasuk agen perjalanan, penyedia paket wisata, dan perhotelan, untuk mengikuti pameran tersebut.
Kelompok tari beranggotakan enam orang yang dipimpin Donnie dari Djakfaro Entertainment; penari tunggal asal Malang, Jawa Timur, Yosef Kristian; serta Putri Pariwisata Indonesia Astari Indah Vernideani ikut menyemarakkan stan pameran pariwisata Indonesia di Dubai.
Seperti terlihat, Minggu, stan pameran Indonesia menarik perhatian pengunjung karena didesain menyerupai pinisi dan bagian depan stan berupa gerbang pura Bali. Dua penari laki-laki yang mengenakan kostum Bali dengan hiasan besar menyerupai sayap burung yang bertema Pura Besakih dan raksasa (buto) menarik perhatian pengunjung untuk berfoto. Tema stan Indonesia ialah ”Maritime, Marvelous Bali and Cultural Diversity”.
Deputi Menteri Pariwisata Bidang Pembangan dan Pemasaran II Nia Niscaya, Minggu di Dubai, mengatakan, tahun 2017, jumlah wisata mancanegara (wisman) asal Timur Tengah sebanyak 222.000 orang. Jumlah itu ditargetkan meningkat tahun ini menjadi 250.000 orang. Peningkatan terutama berasal dari empat negara utama, yakni Arab Saudi, Kuwait, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
”Potensi wisman dari Timur Tengah masih sangat besar bagi Indonesia karena sejumlah negara menunjukkan ketertarikannya pada kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Orang-orang Timur Tengah tertarik pada alam, seperti cuaca yang sejuk dan hijau di area pegunungan, hingga pantai. Mereka menyenangi itu karena kekayaan alam semacam itu tidak ada di kawasan mereka,” tutur Nia.
Wisman Timur Tengah pun memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan negara lain. Mereka cenderung tinggal lebih lama, menginginkan akomodasi mewah, dan gemar berbelanja. Dari catatan Kementerian Pariwisata, wisman asal Timur Tengah menghabiskan uang paling banyak setelah wisman dari Eropa.
”Rata-rata, pendapatan pariwisata kita dari wisman Timur Tengah lebih tinggi daripada wisman dari negara lain,” ujar Nia.
Setiap wisman Timur Tengah, lanjut Nia, bisa menghabiskan 1.500-1.700 dollar AS saat mereka tinggal di Indonesia. Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan wisman dari kawasan lain, misalnya China dan Afrika, yang rata-rata mengeluarkan 1.200 dollar AS.
Rata-rata, pendapatan pariwisata kita dari wisman Timur Tengah lebih tinggi daripada wisman dari negara lain.
Kendati demikian, wisman Eropa masih merupakan penyumbang pendapatan terbesar karena setiap wisman Eropa rata-rata menghabiskan 2.500 dollar AS. Pengeluaran wisman Eropa besar karena masa tinggal mereka yang relatif lebih lama, yakni sampai satu bulan, pada musim puncak liburan.
Nia menuturkan, gairah wisman Timur Tengah berlibur ke Indonesia juga dipicu oleh kemudahan mereka untuk mendapatkan makanan halal. Soal makanan, wisman Timur Tengah cukup menjadikannya salah satu pertimbangan meskipun daya tarik utamanya masih faktor alam.
”Setelah dari Dubai, tim dari Kementerian Pariwisata akan terbang ke Oman untuk promosi. Negara-negara seperti Oman, Irak, dan sebagainya ternyata menaruh perhatian pada pariwisata di Indonesia sehingga kami juga akan menggelar promosi di sana,” ujarnya.
Daerah tujuan utama
Dalam promosi pariwisata di Timur Tengah, Bali masih menjadi andalan kendati tiga daerah lain juga menjadi tujuan utama wisman dari Timur Tengah, yaitu Jakarta, Puncak (Bogor), dan Bandung (Jawa Barat).
”Desain Bali dalam stan Indonesia di Dubai juga salah satunya untuk menggairahkan kembali wisman ke Bali sebab sempat ada penurunan pascakejadian Gunung Agung meletus,” kata Kepala Bidang Promosi Kementerian Pariwisata untuk Wilayah Timur Tengah Lilis Fauziah.
Mohammad Rafeeq dari salah satu agen perjalanan Dubai mengatakan, banyak orang Dubai yang penasaran dengan Indonesia karena alamnya yang memikat. ”Saya sendiri pernah ke Bali. Saya ingin kembali ke sana, tetapi belum ada waktu. Bali sangat cantik. Tentu semua orang Dubai ingin ke sana. Bali punya pantai yang bagus,” ujarnya.
Perwakilan Accor Hotels untuk wilayah Indonesia, Dion Darmawan, menambahkan, kesempatan berpameran di ATM Dubai bisa membuka jaringan bisnis baru antara pelaku industri pariwisata Indonesia dan pasar Timur Tengah. Untuk jaringan hotel khususnya, kerja sama ini penting guna memudahkan penjualan kamar hotel yang kian ketat.