Produk Turunan Komik Lokal Perlu Dikembangkan Lebih Masif
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri komik lokal sukar mengembangkan nilai tambah baru dari cerita ataupun karakter bergambar yang sudah diproduksi. Untuk mengatasi kesukaran ini, industri komik perlu berkolaborasi dengan subsektor ekonomi kreatif lain agar tercipta aneka produk turunan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Komik Seluruh Indonesia (AKSI) Imansyah Lubis, Selasa (24/4/2018), di Jakarta, mengatakan hal tersebut. Kolaborasi bisa mulai melibatkan subsektor dari gim, film, sampai animasi.
Upaya kolaborasi perlu berjalan dua arah atau dengan kata lain pendekatan tidak harus diawali terlebih dahulu pelaku industri komik. Subsektor lain disarankan lebih aktif.
Dia mencontohkan upaya Octopus Garden yang dikenal masyarakat sebagai penerbit buku komik Mice Cartoon. Dalam perjalanannya, produksi cerita serta karakter Mice Cartoon dikembangkan menjadi berbentuk animasi dan bisa disaksikan di Youtube.
Contoh lain, karakter komik Juki dikembangkan menjadi film oleh rumah produksi Falcon Pictures pada tahun 2017.
”Paradigma lama harus diubah dari komik semata-mata sebagai produk dan konten kompilasi menjadi intermediate platform. Komik harus bisa terhubung dengan berbagai subsektor ekonomi kreatif lain,” kata Imansyah.
Ketua Umum Asosiasi Komik Seluruh Indonesia (AKSI) Faza Ibnu Ubaidillah menimpali, subsektor komik sudah saatnya menjadi hulu atas semua subsektor ekonomi kreatif lainnya.
Beberapa tahun terakhir, industri komik lokal sudah mulai terbentuk. Data AKSI menyebutkan, pada tahun 2012 terdapat sekitar 67 judul komik lokal. Saat ini, judul komik lokal sudah mencapai sekitar 1.000 judul.
”Judul komik lokal Indonesia mudah ditemukan di toko buku. Jika dulu komikus mengejar-ngejar penerbit agar karyanya diterbitkan, kini hal sebaliknya terjadi. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai tambah komik,” ujarnya.
Faza berpendapat, pasar internasional perlu terus digarap. Keberadaan platform digital bisa dijadikan salah satu sarana menggapai pasar itu.
Dia mengakui, sejumlah judul baru komik lokal populer melalui saluran distribusi digital, seperti Line Webtoon dan Ciayo.com. Beberapa judul di antaranya sudah diterjemahkan ke bahasa asing, misalnya Eggnoid, komik lokal yang didistribusikan di Webtoon kini dapat dinikmati dalam bahasa Inggris dan Jepang. Hal ini membantu pemasaran ke pasar luar negeri.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan, pihaknya siap membantu pemasaran komik lokal ke pasar internasional. Bekraf memfasilitasi komikus lokal berpameran di internasional.
Dia berharap, dengan hadirnya AKSI, komunikasi antara regulator dan industri menjadi lebih mudah. Misalnya, diskusi mengenai perumusan kebijakan yang mendukung kemajuan industri komik lokal.