JAKARTA, KOMPAS - Dua bank besar melaporkan pertumbuhan penyaluran kredit pada kuartal pertama 2018. Mereka masih yakin pertumbuhan ke depan masih cerah.
PT Bank Central Asia Tbk membukukan laba bersih Rp 5,5 triliun pada triwulan I-2018, tumbuh 10,4 persen dari periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ditopang pertumbuhan kredit, peningkatan pendapatan operasional, dan pertumbuhan dana pihak ketiga.
”Soliditas kinerja awal tahun didorong oleh pertumbuhan kredit dan kenaikan biaya operasional yang mampu kami jaga dengan baik,” kata Presiden DirekturPT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja dalam paparan kinerja BCA Triwulan I-2018 di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Pada akhir Maret 2018, portofolio kredit BCA tercatat sebesar Rp 470 triliun, tumbuh 15 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi tercatat meningkat 17,6 persen menjadi Rp 179,4 triliun, sementara kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) naik 14,4 persen menjadi Rp 166,7 triliun.
Pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional, hingga Maret 2018, mengalami pertumbuhan menjadi Rp 14,7 triliun. Pendapatan ini mengalami kenaikan 8,7 persen dibandingkan triwulan I-2017 sebesar Rp 13,5 triliun.
Kendati menyalurkan kredit yang lebih besar, lanjut Jahja, BCA masih mampu menjaga rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di angka 1,5 persen. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah juga dinilai berada dalam tingkat toleransi sebesar 183,6 persen.
Sementara rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding ratio/LFR) sebesar 77,9 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,6 persen.
”Pertumbuhan kredit di sepanjang tahun ini terdorong oleh upaya kami dalam mengatasi kredit bermasalah dengan merestrukturisasi kredit yang masih potensial dan menghapus buku kredit yang sudah tidak prospektif,” ujar Jahja.
Laporan BNI
Sementara itu, penyaluran kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tumbuh signifikan pada triwulan I-2018. Bank milik pemerintah itu mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 439,46 triliun atau tumbuh 10,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Pertumbuhan kredit itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan secara nasional yang sebesar 8,2 persen pada Februari lalu.
Penyaluran kredit itu menopang pertumbuhan laba bersih BNI pada triwulan I-2018. BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun atau tumbuh 13,3 persen.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo dalam siaran pers di Jakarta mengatakan, segmen kecil menengah, korporasi, dan menengah berkontribusi signifikan. Kredit yang disalurkan ke segmen kecil sebesar Rp 57,73 triliunatau tumbuh 13,4 persen secara tahunan.
Adapun penyaluran kredit di segmen korporasi dan kelompok pasar menengah, masing-masing sebesar Rp 216,09 triliun (tumbuh 10,9 persen) dan Rp 3,66 triliun (tumbuh 5,8 persen).
Khusus kredit infrastruktur yang digulirkan untuk korporasi yang menangani proyek konstruksi dan jalan tol tumbuh 15,3 persen. (DIM/HEN)