JAKARTA, KOMPAS — Investasi di dalam negeri ataupun luar negeri masih terus dijajaki PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Perseroan tersebut telah mengantongi kontrak kerja di tujuh negara dan berencana untuk menambah ruas jalan tol.
”Kami sudah ada (proyek) di tujuh negara. Bulan ini akan ada lagi proyek jembatan di Sarawak, Malaysia. Untuk Afrika, sedang dalam penghitungan proyek untuk di Nigeria, Angola, dan Niger,” kata Direktur Operasi III PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Selasa (24/4/2018), di Jakarta.
Destiawan mengatakan, tujuh negara yang sudah dimasuki PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah Aljazair dengan membangun 5.000 rumah susun senilai hampir Rp 2 triliun. Kemudian perseroan juga masuk ke Dubai, Arab Saudi, Myanmar, Filipina, dan Timor Leste.
Di dalam RUPST tahun buku 2017, disetujui pembagian dividen sebesar Rp 240,41 miliar atau 20 persen dari laba bersih perseroan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 1,2 triliun. Dividen yang dibagi tersebut setara dengan Rp 26,8 per lembar saham. Dividen akan dibagi dalam waktu 30 hari ke depan.
Direktur Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ANS Kosasih mengatakan, belanja modal yang disiapkan (capex) untuk tahun ini sekitar Rp 15 triliun. Sumbernya dari belanja modal tersebut adalah dari penghasilan perseroan dan surat utang global ”Komodo Bonds” senilai Rp 5,4 triliun.
Dana dari penerbitan surat utang global tersebut sebagian besar digunakan untuk restrukturisasi utang jangka pendek. Dengan demikian, utang jangka pendek dengan utang jangka panjang perseroan sekitar 50 persen banding 50 persen.
Menurut Kosasih, tahun 2017, perseroan banyak melakukan investasi di berbagai proyek. Sementara, proyek yang telah beroperasi, seperti Jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Seroja), masih memerlukan waktu pengembalian modal 8 tahun sampai 10 tahun.
”Belum ada rencana (mencari) pembiayaan lain. Kita konservatif. Kita akan coba menyesuaikan dengan sumber pendanaan yang ada,” kata Kosasih.
Direktur Operasi I Agung Budi Waskito menambahkan, perseroan kini tengah mengerjakan proyek tol di Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, dan Serang-Panimbang. Kini, proyek pembebasan lahan di tol Serang-Panimbang yang menjadi porsi badan usaha telah mencapai 40 persen.
”Ke depan kita akan membidik ruas tol baik investasi maupun noninvestasi, seperti tol antara Ancol sampai Pluit dengan nilai hampir Rp 9 triliun. Lalu menjadi pemrakarsa untuk tol Bandung Utara,” ujar Agung.
Di dalam RUPST tersebut, Tumiyana ditunjuk sebagai direktur utama perseroan menggantikan Bintang Perbowo yang memimpin sejak 2008. Selain itu, Agung Budi Waskito diangkat sebagai Direktur Operasi I menggantikan Chandra Dwiputra. RUPST juga memutuskan menambah posisi Direktur Quality, Health, Safety, and Environment (QSHE) yang dipercayakan kepada Danu Prijambodo.