JAKARTA, KOMPAS — Satuan Tugas Pangan Kepolisian Negara RI memastikan akan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok tidak mengalami lonjakan selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2018. Pengawasan jalur distribusi hingga pemantauan harga di pasar menjadi langkah agar kebutuhan pokok tetap terjangkau masyarakat.
Kepala Satgas Pangan Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya telah mengatisipasi potensi masalah pasokan bahan pokok yang umumnya terjadi selama Ramadhan dan Idul Fitri. Untuk itu, katanya, Satgas Pangan Polri telah bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk mengantisipasi kelangkaan bahan kebutuhan pokok melalui pengawasan rantai distribusi.
”Kami telah merumuskan langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan bahan pangan tetap stabil sehingga terjangkau untuk masyarakat saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Utamanya, upaya itu dilakukan dengan memantau jalur distribusi komoditas,” ujar Setyo, Rabu (25/4/2018), di Markas Besar Polri, Jakarta. Hal itu disampaikan usai rapat koordinasi antara Satgas Pangan Polri dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog.
Hingga saat ini, Setyo mengungkapkan, komoditas yang memiliki kecenderungan harga di atas normal ialah cabai rawit merah yang mencapai Rp 50.000 per kilogram. Selain itu, kata Setyo, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk menjamin harga beras tidak melambung tinggi dalam satu hingga dua bulan mendatang.
Kami secara berkala akan memantau harga barang kebutuhan pokok di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Karyawan Gunarso memastikan, pasokan beras yang dimiliki Bulog aman selama Ramadhan, Idul Fitri, bahkan hingga akhir tahun. Melalui pasokan itu, kata Karyawan, pihaknya akan berupaya agar harga beras stabil dan tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) medium di kisaran Rp 9.450-Rp 10.250 per kg.
”Kami telah mendistribusikan stok beras ke seluruh Indonesia. Harapannya, harga beras di pasaran selama Ramadhan dan Idul Fitri tidak melampaui HET, bahkan kalau bisa di bawah HET,” tuturnya.