Pemerintah Susun Strategi Turunkan Harga Bahan Pokok
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menyusun strategi untuk menurunkan harga bahan pangan, khususnya beras dan daging. Dengan strategi itu diharapkan harga pangan tetap stabil menjelang puasa hingga Lebaran yang jatuh pada bulan Mei-Juni mendatang.
Strategi stabilisasi harga itu disusun setelah Presiden Joko Widodo meminta harga pangan bisa diturunkan pada bulan puasa hingga Lebaran. Jajaran kementerian diinstruksikan untuk melakukan intervensi supaya harga bahan pangan tak melonjak karena naiknya permintaan selama puasa hingga Lebaran.
Permintaan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/4). “Intinya sebetulnya kami (pemerintah) ingin mendorong harga itu turun sampai bulan puasa dan Lebaran,” kata Darmin seusai pertemuan.
Bahan pangan yang diharapkan harganya turun diantaranya daging sapi dan beras. Harga daging sapi diupayakan tetap stabil di angka Rp 80.000 per kilogram, dan harga beras bisa di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). HET beras ditetapkan sebesar Rp 9.450 per kilogram untuk kualitas medium, sedangkan beras premium Rp 12.800 per kilogram.
Kepada Presiden Jokowi, Darmin melaporkan hasil pantauan harga bahan pangan. Menurut dia, harga daging sapi, terutama di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mulai turun hingga sebesar Rp 80.000 per kilogram.
“Harga daging saya sampaiakan mulai turun walaupun belum merata. Di Jabodetabek yang harganya sering bergejolak, ada yang menjual Rp 80.000 per kilogram untuk frozen (daging beku) dan cili yang agak segar,” tuturnya.
Sedangkan harga beras, sampai saat ini masih relatif tinggi, di atas HET yang ditetapkan pemerintah. Darmin menyebut, harga beras kualitas medium masih berkisar Rp 10.500-Rp 11.000 per kilogram, dan beras premium Rp 13.000 per kilogram.
Pemerintah, lanjut Darmin, sudah menyiapkan strategi untuk menekan harga. Salah satunya dengan membuka lelang impor daging paha depan dan semacamnya. Upaya lain adalah dengan melakukan operasi pasar, khususnya untuk menekan harga beras di pasaran.
Amran menambahkan, operasi pasar akan dilakukan di sejumlah titik yang berpotensi mengalami gejolak harga. Setidaknya ada delapan provinsi yang harus dijaga agar harga tidak bergejolak, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung, dan Sumatera Selatan. “Yang paling khusus Jakarta yang kami jaga, karena Jakarta jadi barometer,” kata Amran.
Sementara itu stok bahan pangan dilaporkan aman. Menurut Amran, saat ini Indonesia telah mengekspor daging ayam, telur, bawang merah, minyak kelapa, dan jagung. Hal itu berarti pasokan bahan pangan dalam negeri sudah terpenuhi.