Titik Berat pada Penguatan Anggaran dan Perencanaan
Oleh
CAS/LAS/INA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan penyusunan rencana kerja pemerintah tahun 2019 tetap menitikberatkan pada penguatan pelaksanaan anggaran yang mengikuti program. Hal ini antara lain dilakukan dengan pendekatan tematik-holistik, terintegrasi, dan berbasis spasial.
Hal pertama yang diperhatikan adalah penguatan perencanaan dan penganggaran.
”Ini dilakukan terutama dengan menajamkan prioritas nasional dan program prioritas tahun 2019,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta, Senin (30/4/2018).
Bambang menyampaikan hal itu pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Rencana Kerja Pemerintah 2019. Sejumlah menteri, gubernur, serta bupati/wali kota hadir di acara itu.
Bambang seusai pembukaan musrenbangnas menjelaskan, tema ”Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas” dimaksudkan untuk menjadikan pemerataan sebagai arus utama kegiatan pembangunan.
”Jangan sampai pemerataan hanya efek samping dari pembangunan. Pemerataan harus sudah sejak awal masuk sebagai roh pembangunan. Jika pemerataan sudah menjadi bagian integral dari pelaksanaan pembangunan, otomatis pertumbuhan ekonominya menjadi berkualitas,” katanya.
Untuk itu, Bambang mengatakan, nuansa pemerataan harus tampak di semua program kegiatan. Tidak boleh program hanya berorientasi pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan itu, Bappenas menetapkan lima prioritas nasional untuk 2019. Pertama, pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar. Kedua, pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman.
Ketiga, peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui pertanian, industri, pariwisata, dan jasa produktif lainnya. Keempat, pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air. Kelima adalah stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemilu.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan, musuh nomor satu saat ini adalah praktik membuang-buang waktu. Wujudnya antara lain cara kerja yang bertele-tele, rumit, dan berputar-putar.