MANILA, KOMPAS — Bank Pembangunan Asia memprioritaskan 10 agenda dalam strategi jangka panjang yang baru, yakni Strategi 2030, yang akan dirilis tahun ini. Salah satunya terkait pengentasan rakyat dari kemiskinan di Asia Pasifik untuk mencapai kawasan yang sejahtera, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Takehiko Nakao, dalam pidato pembukaannya pada Pertemuan Tahunan Ke-51 Dewan Gubernur ADB di Manila, Filipina, Sabtu (5/5/2018), menyatakan, Strategi 2030 akan memperbarui komitmen ADB dalam pengentasan rakyat dari kemiskinan di kawasan Asia Pasifik. ”Masih ada kemiskinan yang persisten,” ujarnya.
Menurut Nakao, Strategi 2030 diharapkan menjawab tantangan yang ada. Hal itu sejalan dengan agenda internasional, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan Kesepakatan Paris tentang Perubahan Iklim. ”Kita harus mengatasi meningkatnya ketidaksetaraan, tekanan lingkungan yang meningkat, dan urbanisasi yang cepat. Ada beberapa negara menua (rata-rata usia penduduknya), tetapi di negara lain populasi penduduk mudanya meningkat, sehingga menghadirkan peluang dan tanganan,” ujarnya.
Sepuluh prioritas dalam Strategi 2030 adalah mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan di Asia Pasifik; mempercepat kemajuan dan kesetaraan jender; meningkatkan dukungan untuk memerangi perubahan iklim, membangun ketahanan terhadap risiko bencana, dan meningkatkan kelestarian lingkungan; membangun kota layak huni yang hijau, tangguh, dan inklusif; serta mempromosikan pembangunan perdesaan dan ketahanan pangan.
Selain itu, agenda lain yang menjadi prioritas adalah memperkuat tata pemerintahan; mendorong kerja sama dan integrasi regional; memobilisasi sumber daya sektor swasta untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan daerah; memperkuat peran ADB sebagai penyedia dan fasilitator pengetahuan; serta mengejar target menjadikan ADB lebih kuat, lebih baik, dan lebih cepat.
Kami akan terus menggunakan sumber keuangan kami secara efisien dan kreatif. Kami akan berinvestasi dalam tenaga kerja, mempromosikan keragaman dan kesetaraan jender, memastikan tempat kerja yang terhormat, memperluas kehadiran kami di lapangan, serta memodernisasi proses bisnis untuk mempercepat layanan kepada mitra.
ADB yang berbasis di Manila, Filipina, didedikasikan untuk mengurangi kemiskinan di Asia Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan secara lingkungan, dan terintegrasi secara regional. ADB didirikan tahun 1966 dan dimiliki 67 negara anggota. Tahun 2017, operasi ADB mencapai 32,2 miliar dollar AS, termasuk 11,9 miliar dollar AS di antaranya pendanaan bersama.