JAKARTA, KOMPAS--Kementerian BUMN mengoptimalkan penyerapan gabah dari petani oleh sejumlah BUMN, seperti Perum Bulog, PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), dan PT Pupuk Indonesia Pangan (Persero). Penyerapan gabah tersebut melibatkan bank-bank BUMN.
Melalui mekanisme itu, diharapkan gabah petani dapat terserap tanpa melalui tengkulak. Dengan demikian, petani dapat memperoleh harga lebih tinggi.
Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menyampaikan hal itu di Jakarta, Jumat (4/5/2018). "Kita mendorong Bulog, Pertani, Sang Hyang Seri, dan PT Pupuk Indonesia untuk bisa menyerap gabah petani lebih besar," kata Wahyu Kuncoro.
Selama ini, lanjut Wahyu Kuncoro, Bulog atau Pertani sudah menyerap gabah petani dan menjual produk beras melalui sejumlah gerai. Melalui kerja sama dengan bank-bank BUMN, gabah dan beras yang diserap dari petani dapat dijual melalui agen-agen bank dari sejumlah bank BUMN.
Direktur Utama PT Pertani (Persero) Wahyu mengungkapkan, Menteri BUMN Rini Soemarno memang menekankan pembelian gabah secara langsung dari petani agar petani tidak menjual ke tengkulak. Sebab, langkah petani menjual gabah kepada tengkulak itu bisa membuat harga gabah jatuh.
Oleh karena itu, Pertani berupaya membeli gabah petani yang terdaftar di bank-bank BUMN melalui kartu tani.
Dengan demikian, lanjut Wahyu, Pertani dapat membeli gabah dari petani yang terdaftar dalam program kartu tani yang tercatat di bank-bank BUMN. Pembayaran kepada petani dapat dilakukan secara langsung melalui transaksi perbankan.
Pada Februari-April 2018, Pertani menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani kurang lebih 30.000 ton. Gabah diolah menjadi beras pada sentra-sentra produksi beras PT Pertani. Tahun ini, produksi beras Pertani ditargetkan 100.000 ton.
Wahyu menambahkan, saat ini Pertani memiliki 20 mesin penggilingan padi dan 65 unit pengering padi. Pertani sudah menyerap gabah petani dari sejumlah daerah, seperti Banyuwangi (Jawa Timur), Indramayu (Jawa Barat), Sragen (Jawa Tengah), dan Sulawesi Selatan.
Direktur Pupuk Indonesia Pangan (PT PIP) -anak usaha PT Pupuk Indonesia- Mamat Ahmad Sowi mengungkapkan, PT PIP menyerap gabah petani melalui badan usaha milik desa di daerah Karawang, Jawa Barat.
PT PIP, lanjut Mamat, menyediakan infrastruktur berupa pergudangan dan mesin pengering di badan usaha milik desa tersebut. Penyerapan beras oleh PT PIP sesuai dengan kebutuhan pasar atau penjualan. Saat panen, penyerapan gabah bisa 40 ton per hari.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono yang juga Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) mengatakan, jumlah agen laku pandai dari bank Himbara mencapai 60.000 sampai 70.000 agen. Namun, agen yang terseleksi menjual komoditas beras sekitar 35.000 agen.
Melalui keagenan laku pandai itu, lanjut Maryono, gabah atau beras dari petani yang diserap oleh Bulog atau Pertani dapat dijual. Melalui pembelian langsung oleh Bulog dan penjualan langsung di agen-agen laku pandai, diharapkan petani tidak menjual kepada para tengkulak yang berpotensi membuat harga gabah menjadi rendah.