JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan perbankan syariah, PT Bank BRI Syariah Tbk, resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten BRIS, Rabu (9/5/2018). Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mampu tumbuh secara berkelanjutan.
BRI Syariah merupakan anak usaha BUMN di bidang syariah yang pertama melaksanakan penawaran umum saham perdana. Anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini melepas 2,62 miliar lembar saham baru atau sebesar 27 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dalam perdagangan saham perdananya hari ini, harga saham BRIS naik 19,6 persen menjadi Rp 610 per saham. Sebelum melakukan penawaran saham perdana (IPO), saham BRI Syariah dimiliki oleh BRI sebesar 100 persen dan 1.243 lembar dimiliki Yayasan Kesejahteraan Pekerja BRI.
Direktur Utama BRI Syariah M Hadi Santoso mengatakan, sejak perusahaan berdiri, BRI Syariah diamanatkan untuk menjadi perusahaan dengan tata kelola BUMN yang baik. Dengan IPO, diharapkan perbaikan tata kelola yang dilakukan perusahaan di setiap lini dapat berkelanjutan dan konsisten.
”Kami menjadi perusahaan terbuka agar dapat membawa berkah dan menjaga amanah kepada seluruh masyarakat serta stakeholder perusahaan,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
BRI Syariah merupakan anak usaha dari BRI. BRI Syariah didirikan pada 1969. Ruang lingkup kegiatan perseroan bergerak di bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Dalam melakukan IPO, BRl syariah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau joint lead underwriters, yaitu Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan indoPremier Sekuritas.
Hadi menjelaskan, hasiI IPO dan laba tahun ini akan membuat modal BRI Syariah masuk dalam bank kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III, yakni di rentang Rp 5 triliun-Rp 30 triliun. Dengan begitu, akan semakin mudah bagi perseroan dalam mengembangkan produk dan jaringan.
Dalam perdagangan perdananya, harga saham perusahaan naik 19,61 persen ke level Rp 610 per saham. Dari pasar bursa BRI Syariah meraup dana sebesar Rp 1,33 triliun.
Sekitar 80 persen di antaranya akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan. Sisanya 12,5 persen untuk pengembangan sistem teknologi informasi serta 7,5 persen untuk pengembangan jaringan kantor cabang.
”Kami ingin menjadi pelopor bagi perbankan syariah melalui akselerasi ekspansi bisnis syariah, terutama dalam peningkatan pembiayaan,” ujar Hadi.
Pemegang saham terbanyak
Direktur Operasional BRI Syariah Wildan menyebutkan, secara keseluruhan, total investor yang melakukan penawaran saat perusahaan IPO sebanyak 6.037. Wildan menyebut angka itu sebagai jumlah pemegang saham terbanyak yang masuk melalui IPO.
Wildan mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi pemegang saham BRI Syariah karena sistem syariah mengedepankan kepercayaan, keadilan, menghormati sesama, kebenaran, dan toleransi, dengan penerapan ethical financing.
”Prinsip syariah merupakan hak bagi semua umat dan golongan yang ada di dunia,” ucap Wildan.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengapresiasi aksi BRI Syariah mencatatkan sahamnya karena akan menambah produk saham syariah di pasar modal. ”Kesempatan ini juga menjadi momentum saham syariah Indonesia semakin dikenal,” katanya.
BRI menjadi perusahaan ke-11 yang mencatatkan saham pada 2018. Samsul menyebutkan, jumlah perusahaan tercatat di BEI saat ini bertambah menjadi 576 emiten.
Samsul berharap, jajaran direksi dan manajemen BRI Syariah dapat menerapkan prinsip pengelolaan BUMN yang baik untuk mendukung tercapainya sasaran perusahaan serta mendukung tercapainya perusahaan yang sehat dan berdaya saing global.
”Dengan dicatatkannya saham BRI Syariah, jumlah saham syariah yang diperdagangkan semakin bertambah dan ini merupakan sinyal positif. Aktivitas perdagangan di bursa akan lebih semarak dan likuid,” lanjutnya.