Garap Segmen Menengah Bawah, Peritel Perluas Penjualan hingga ke Kota Kecil
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pangsa pasar telepon seluler pintar terbesar di Indonesia masih didominasi segmen harga Rp 1,5 juta-Rp 3 juta. Situasi ini didukung oleh upaya vendor memproduksi jenis telepon seluler pintar dengan fitur semakin lengkap dan inovatif tetapi harga jual dibanderol terjangkau.
Pemasaran ponsel pintar kian masif sampai ke kabupaten/kota kecil untuk mendapatkan pangsa pasar itu. Contohnya dilakukan oleh Erajaya Group.
CEO Erajaya Group (importir dan distributor gawai) Hasan Aula di acara penandatanganan kerja sama dengan Telkomsel dalam program HALO Device Plan, Selasa (15/5/2018), di Jakarta, menyebutkan, sampai akhir 2017, jaringan ritel yang dimiliki mencapai 775 di seluruh Indonesia.
Jaringan ritel sebanyak itu terdiri dari gerai merek Erafone, Samsung Store, iBox, Mi Store, Urban Republic, dan kemitraan dengan operator telekomunikasi seluler. Jumlah paling banyak adalah Erafone.
”Penjualan ponsel tetap menjadi penopang terbesar terhadap bisnis ritel meskipun kami sekarang menjual produk terhubung dengan internet (internet of things/IoT) dan aksesori. Pada 2018, bisnis ritel kami akan gencar menyasar kabupaten/kota. Di daerah kategori itu, permintaan ponsel pintar besar tetapi warga sering kesulitan akses membeli,” katanya.
Menurut rencana, Erajaya Group menambah 250 jaringan ritel pada 2018. Porsi terbesar yaitu pembukaan gerai ritel merek Erafone.
Mengutip laporan keuangan PT Erajaya Swasembada Tbk (Erajaya Group) triwulan I-2018, penjualan neto mencapai Rp 8,280 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yakni Rp 5,165 triliun. Laba usaha triwulan I-2018 sebesar Rp 327,245 miliar. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan setahun sebelumnya, yaitu Rp 118,193 miliar.
Vice President Retail Operation PT Erafone Artha Retailindo Andre Tanudjaja mengatakan, sejak tiga tahun terakhir, harga jual rata-rata ponsel pintar di gerai merek Erafone yang banyak diminati berada pada kisaran Rp 3,2 juta hingga Rp 3,5 juta. Kisaran harga tersebut biasanya masuk segmen menengah.
Ponsel pintar di atas harga itu atau disebut juga premium memiliki pangsa pasar tersendiri. Dia mencontohkan pelanggan di iBox dan Samsung Store.
Di Indonesia terdapat tiga momen yang biasanya mendongkrak penjualan ritel ponsel pintar, yakni liburan kenaikan kelas, Lebaran, dan akhir tahun. Dua tahun terakhir, liburan kenaikan kelas selalu berbarengan dengan Lebaran sehingga persentase kenaikan penjualan sampai 20 persen dibandingkan hari biasa.
Mengenai kerja sama dengan Telkomsel, Andre menjelaskan bahwa bentuknya adalah paket (bundling) ponsel pintar dengan kartu perdana pascabayar Telkomsel Halo. Dia optimistis kerja sama seperti itu akan efektif mendongkrak penjualan, apalagi jika melihat harga jual rata-rata ponsel pintar yang paling banyak diminati pelanggan Erafone berkisar Rp 3,2 juta-Rp 3,5 juta.
Menurut International Data Corporation (IDC) Quarterly Mobile Phone Tracker, pengiriman ponsel pintar di Indonesia mencapai 7,8 juta unit pada triwulan IV-2017 atau menurun sebesar 9 persen dibandingkan periode sama tahun 2016 sehingga total pengiriman sepanjang 2017 menjadi 30,4 juta unit.
Secara keseluruhan, IDC menyebut pangsa pasar ponsel pintar berteknologi 4G telah mencapai 93 persen pada triwulan IV-2017 atau tumbuh 26 persen dibandingkan setahun lalu. IDC memperkirakan peningkatan ini didorong oleh bertambahnya ketersediaan ponsel pintar 4G di segmen bawah (100 dollar AS atau setara Rp 1,402 juta).