Presiden: Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Oleh
Andy Riza Hidayat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menginstruksikan kementerian dan lembaga negara untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang sudah mencapai 5,06 persen di kuartal I-2018.
Momentum tersebut, menurut Presiden, harus dapat ditingkatkan lagi dengan cara menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan ekspor. Terkait ekspor, Presiden secara khusus meminta agar tidak ada lagi hambatan.
”Berbagai hambatan ekspor, baik di perizinan, pembiayaan, pajak, maupun kepabeanan, segera harus kita hilangkan,” kata Presiden di hadapan peserta rapat terbatas di Kantor Presiden di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Hambatan yang dimaksud, kata Presiden, bukan hanya di tingkat pemerintah pusat, melainkan juga hambatan yang berasal dari pemerintah daerah. ”Jangan ragu mendesain insentif-insentif yang tepat, segera lakukan sekarang, dan manfaatnya segera kita rasakan,” katanya.
Pada saat yang sama, Presiden meminta agar pimpinan di tingkat kementerian dan lembaga negara mewaspadai fenomena global yang sedang berkembang.
Ketidakpastian ekonomi global harus diantisipasi dengan langkah-langkah yang tepat. Volatilitas (kecenderungan mudah berubah) arsitektur keuangan global ini terjadi karena dipicu kebijakan moneter Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan depresiasi mata uang di dunia, tidak terkecuali mata uang Indonesia.
Berangkat dari hal itu, pemerintah perlu menyiapkan mitigasi menghadapi ketidakpastian ini. Langkah antisipasi ini dibutuhkan untuk menuju pada keseimbangan baru perekonomian global.
Mendukung langkah-langkah tersebut, Presiden meminta agar kementerian dan lembaga negara tetap fokus menjaga stabilitas keamanan. Dengan cara ini, program kerja untuk penurunan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan ”dapat kita percepat, teruskan, dan diperbaiki”.
Hadir di rapat terbatas ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah AA Puspayoga, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.