JAKARTA, KOMPAS - Ekosistem penerima pembayaran uang elektronik semakin matang. Inovasinya pun sudah berkembang sampai ke bentuk pembayaran berbasis teknologi kode respon cepat.
Sebagai contoh, Go-Pay, layanan uang elektronik bagian dari produk PT Go-Jek Indonesia (Go-Jek). Perusahaan aplikasi layanan permintaan jasa atau on-demand application ini telah bekerja sama dengan 18 bank dan 4 lembaga keuangan untuk pengembangan operasional Go-Pay.
Uang elektronik itu bisa dipakai untuk membayar 15 jenis layanan permintaan jasa di dalam aplikasi Go-Jek, antara lain ojek (Go-Ride), taksi berbasis aplikasi (Go-Car), dan pemesanan makanan (Go-Food). Selain tiga contoh itu, Go-Pay sudah bisa dipakai membayar aneka tagihan transaksi (Go-Bills), pembelian pulsa (Go-Pulsa), dan belanjaan e-dagang. Secara khusus, Go-Bills sekarang melayani pembayaran langganan listrik PLN, jaminan sosial kesehatan, televisi kabel, dan produk perusahaan pembiayaan.
Managing Director Go-Pay, Budi Gandasoebrata, mengatakan, Go-Pay terus dikembangkan agar bisa mempermudah transaksi nontunai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk inovasinya adalah kode respon cepat (QR Code).
Pengguna Go-Pay cukup mengaktifkan program pembaca kode QR di ponsel pintarnya, lalu mengarahkan kamera ponsel ke kode QR yang tertera di informasi produk mitra Go-Jek. Menurut Budi, fitur ini sudah bisa digunakan di sejumlah warung atau gerai ritel di Jakarta.
"Kami juga perluas Go-Pay fitur kode QR untuk pembayaran sedekah. Kami bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Pengguna Go-Pay dapat langsung memotong saldo untuk bersedekah ketika menemukan brosur, spanduk, ataupun gerai Baznas yang menyediakan papan zakat dilengkapi kode QR," ujar Budi, Rabu (16/5/2018), di Jakarta.
Dia mengemukakan, donasi melalui Go-Pay diminati oleh pemilik akun Go-Jek. Sebagai ilustrasi, volume donasi meningkat 60 persen pada ramadhan 2017 dibanding tahun sebelumnya.
Sesuai data internal Go-Jek, konsumen Go-Jek meningkatkan pemberian uang tip melalui Go-Pay kepada mitra pengemudi selama ramadhan, yaitu satu dari empat pesanan.
Budi enggan menyebutkan detil volume transaksi menggunakan Go-Pay. Dia hanya menyebutkan sudah banyak pemilik akun Go-Jek terbiasa memakai Go-Pay untuk bertransaksi di berbagai jenis layanan permintaan jasa.
Saat ini, aplikasi Go-Jek telah diunduh sekitar 77 juta orang pengguna ponsel pintar berbasis sistem operasi Android dan iOS.
Deputi Baznas Arifin Purwakananta menjelaskan, kerja sama dengan Go-Jek itu bersifat jangka panjang. Metode pembayaran sedekah Go-Pay kode QR adalah salah satu upaya Baznas lebih mendekatkan diri kepada masyarakat.
Selain dengan Go-Jek, dia mengungkapkan, Baznas telah mengembangkan saluran pembayaran secara digital sejak tiga tahun terakhir. Volume transaksinya harus dia akui belum sebesar bertransaksi tatap muka.
Pemain uang elektronik lainnya, Telkomsel Cash (TCash), juga melakukan upaya serupa. TCash bermitra dengan Rumah Zakat untuk menjalankan program sedekah menggunakan TCash kode QR di lebih 100 masjid.
CEO TCash Danu Wicaksana mengatakan, fitur TCash Kode QR sudah bisa digunakan di ekosistem mitra TCash lainnya, baik pedagang ritel maupun layanan transportasi umum.
Dia menyebut sekitar 5.000 gerai pedagang ritel mitra sudah mau menerima pembayaran menggunakan fitur itu, antara lai Es Teller 77, Kopi Tuku, dan The Halal Guys. Untuk transportasi umum, sejak April 2018, TCash Kode QR dapat dipakai membeli tiket Bus Rapid Trans Semarang.
Mengutip data Bank Indonesia, jumlah uang elektronik yang beredar mengalami peningkatan selama kurun waktu 2011 - 2017. Jumlah uang elektronik yang beredar mencapai 14,29 juta pada 2011. Adapun pada tahun 2017, jumlahnya telah naik menjadi 90,003 juta.
Sepanjang tahun berjalan 2018, data Bank Indonesia juga menunjukkan kenaikan jumlah uang elektronik yang beredar. Jumlah uang elektronik yang beredar pada Januari sebesar 91,16 juta, Februari tercatat 103,70 juta, dan Maret sebanyak 109,77 juta.