JAKARTA, KOMPAS - Panjangnya masa libur Lebaran dan momentum pemilihan kepala daerah dinilai berpotensi meningkatkan jumlah pengguna angkutan laut. PT Pelni (Persero) menyiapkan armada dan mengatur jadwal untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.
Pemerintah memutuskan tidak mengubah substansi surat keputusan tentang cuti bersama Idul Fitri 2018. Cuti bersama akan tetap dilaksanakan pada 11-20 Juni 2018.
Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni (Persero) OM Sodikin, di atas KM Gunung Dempo, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/5/2018), menyatakan, Pelni akan bersiap mulai dari 31 Mei hingga 30 Juni 2018. Pihaknya mengantisipasi arus balik pemudik yang mundur karena menanti pemilihan kepala daerah serentak pada 27 Juni 2018.
Dengan adanya potensi arus mudik dan arus balik yang lebih panjang, Pelni menyiapkan 26 kapal armada dan mengatur jadwal yang lebih banyak untuk pengangkutan penumpang. ”Kami bersiap. Apabila ada lonjakan penumpang, jadwal kedatangan kapal akan ditambah,” ujar Sodikin.
Selain itu, Pelni juga menginformasikan jadwal kedatangan kapal agar pemudik bisa mengatur jadwal keberangkatan. ”Kantong pemudik yang terbanyak, misalnya, dari Tarakan-Nunukan-NTT, Jayapura-Baubau-Makassar, dan Medan-Batam,” ujar Sodikin.
Direktur Armada PT Pelni Tukul Harsono menambahkan, 26 kapal itu akan singgah di 91 pelabuhan. Kapal melayani 1.100 ruas, menempuh jarak 98.329 mil (sekitar 182.000 kilometer), dan berkapasitas 53.763 penumpang per hari. ”Jumlah ini termasuk dispensasi saat terjadi lonjakan penumpang,” kata Tukul.
Selain menyiapkan armada dengan trayek Nusantara, Pelni menyiapkan 47 kapal perintis untuk melayani pemudik ke 305 pelabuhan dan 4.620 ruas dari pulau-pulau besar ke pulau terpencil dan terluar.
Pelni mengatur rute ke ruas-ruas padat penumpang, di antaranya untuk wilayah barat Batam-Belawan, Kumai-Semarang, Sampit-Semarang, Kumai-Surabaya, Sampit-Surabaya, dan Balikpapan-Surabaya. ”Kami tidak menambah armada, tetapi menambah frekuensi pada ruas padat penumpang dengan pengaturan rute kapal,” kata Tukul.
Menurut data Pelni, tren pemudik dengan kapal cenderung turun lima tahun terakhir. Tahun 2012 tercatat 815.392 orang, lalu tahun 2013 menjadi 708.272 orang, tahun 2014 tercatat 763.916 orang, 2015 menjadi 693.793, tahun 2016 tercatat 586.322 orang, dan tahun 2017 menjadi 573.944 orang.
Dari 91 pelabuhan, tercatat 10 pelabuhan dengan embarkasi tertinggi, yakni pertama cabang Makassar 50.989 pelanggan, Surabaya 36.555 pelanggan, Balikpapan 34.448 pelanggan, Baubau 28.731 pelanggan, Ambon 25.846 pelanggan, Pulau Batam 24.830 pelanggan, Sorong 24.534, Kumai 21.236 pelanggan, Jayapura 20.357 pelanggan, dan Manokwari 18.722 pelanggan.
Pelni membagi tiga kluster pelayanan, wilayah barat antara lain Tanjung Priok, Pontianak, Batam, Belawan, Semarang, dan Surabaya. Tengah antara lain Makassar, Balikpapan, Bima, Labuan Bajo, dan Kupang. Wilayah timur Ambon, Banda Neira, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayapura. Komposisi penumpangnya, barat 39 persen, tengah 43 persen, dan timur 19 persen. (ARN)