JAKARTA, KOMPAS - Pengusaha tidak bisa hanya melulu memikirkan bisnis semata. Mereka harus melihat ke sekeliling dan peduli dengan masalah sosial. Pengusaha perlu melakukan kegiatan sosial.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutan peluncuran buku Sofjan Wanandi dan Tujuh Presiden karya wartawan Kompas Robert Adhi Ksp di Jakarta, Rabu (23/5) mengatakan, pebisnis Sofjan Wanandi adalah pengusaha dab dikenal sebagai pelobi.
"Ia juga menyuarakan kepentingan pengusaha namun dia memiliki pandangan bagaimana pengusaha memenuhi kepedulian sosial. Jadi pengusaha itu tetap menjalankan usaha tapi bagaimana mereka menjalankan kegiatan sosial. Kalau pengusaha tidak peduli maka akan menimbulkan beberapa masalah," kata Jusuf Kalla.
Ia juga memuji Sofjan yang memiliki pergaulan yang luas seperti hampir semua duta besar negara sahabat selalu datang ke dia. Sofjan disebutkan sebagai pengusaha yang aktifis. Hanya sedikit pengusaha yang juga aktifis sehingga bisnis dijalankan dan politik juga dijalankan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariadi Sukamdani mengatakan, bagi Apindo Sofjan Wanandi adalah mentor. Mereka merasa harus meneruskan warisan Sofjan Wanandi menjadi pebisnis yang konsisten untuk memperjuangkan dunia usaha. Mereka berharap mendapat pelajaran berharga dari hidupnya.
Pengusaha Fahmi Idris mengatakan, Sofjan Wanandi masih sama dengan dulu alias tidak berubah. Bahkan, cara bicaranya tetap keras. Ia mengakui memiliki kesamaan sebagai orang lapangan.
Pengusaha Sudhamek menuturkan, Sofjan adalah pemimpin yang situasional. Ia bisa berselancar dengan berbagai organisasi dengan berbagai tipe kepemimpinan. Ia sangat kuat dalam memimpin, kebutuhan untuk ingin mencapai sesuatu, dan kebutuhan untuk berafiliasi mungkin kecil.
"Beliau bisa mengkombinasikan ketiganya dalam berbagai situasi walau kekuatan utama tetap menonjol. Ia hidup di berbagai alam dari mulai alam politik dan alam bisnis. Saya menyoroti kehidupan keluarga, dia ternyata bisa menjalankan ketiganya. Ketiganya dilewati dengan baik padahal tidak mudah. Dia tidak pernah setengah-setengah dalam menjalankan ketiganya," katanya.
Sofjan Wanandi masih bisa berperan lebih banyak lagi
Ia mengatakan, kalau mau Sofjan Wanandi bisa lebih kaya dari keadaan sekarang namun ia membuktikan bahwa menjadi pengusaha tidak menjadi binatang ekonomi. Sejak awal dia tidak mau berhubungan dengan proyek pemerintah. Warisan Sofjan Wanandi menjadi sumber inspirasi.
Pengusaha TP Rachmat menceritakan, Sofjan Wanandi masih bisa berperan lebih banyak lagi. Ia mencontohkan Mahathir masih memimpin pada masa tua. Ia berharap Sofjan tetap melanjutkan aktifitasnya yang selama ini dijalankan.
Jusuf Wanandi, kakak Sofjan Wanandi yang juga analis politik, menceritakan, ia dan Sofyan serta saudara-saudaranya dilahirkan di dalam keluarga yang disiplin dan keras. Namun, dari sini mereka belajar tentang keduanya. Ibu mengimbangi dengan kasih sayang.
"Ayah saya mempunyai pergaulan yang bagus. Dia mempunyai kelompok dengan berbagai latar belakang. Mereka selalu bicara politik bila bertemu. Keadaan ini mendidik kami menjadi secara natural dilahirkan karena politik. Kami bereaksi dengan peristiwa 1966 karena latar belakang kami seperti itu," katanya.
Jusuf mengatakan, sampai sekarang Sofjan tetap peduli dengan masalah rakyat. Ia kadang meninggalkan keluarga untuk mengurusi masalah kemasyarakatan.
Saya belum banyak berbuat bagi negara. Saya pernah bilang, saya berjanji untuk pensiun dari urusan urusan (kemasyarakatan) tetapi selalu saya langgar
Sementara Sofjan Wanandi mengatakan, masih banyak yang perlu dilakukan oleh pengusaha untuk negara. Pengusaha perlu terpanggil untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi negara. Pengusaha perlu membesarkan bangsa ini dengan berbagai cara.
"Saya belum banyak berbuat bagi negara. Saya pernah bilang, saya berjanji untuk pensiun dari urusan urusan (kemasyarakatan) tetapi selalu saya langgar. Saya minta maaf kepada istri saya," katanya.