KUNINGAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan Bendungan Kuningan, Jawa Barat, rampung akhir tahun ini. Bendungan ini bakal punya beragam fungsi, mulai dari mengairi ribuan hektar sawah, mengurangi potensi banjir, hingga sumber air bersih di Kuningan dan Brebes, Jawa Tengah.
”Pembangunan Bendungan Kuningan akan diselesaikan akhir tahun ini. Bendungan itu termasuk dalam delapan waduk yang rampung akhir tahun ini,” kata Presiden Joko Widodo saat meninjau Bendungan Kuningan di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Jumat (25/5/2018).
Turut hadir dalam acara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Bob Arthur.
Pembangunan Bendungan Kuningan yang dimulai pada 2013 memanfaatkan aliran Sungai Cikaro, anak Sungai Cisanggarung yang berhulu di Kuningan dengan kawasan hilir di Brebes. Saat ini, pembangunan bendungan yang mampu menampung 25,9 juta meter kubik air itu mencapai 80 persen.
Presiden mengatakan, air dari bendungan ini nantinya bisa dimanfaatkan 1.000 hektar sawah di Kuningan lewat daerah irigasi Cileuweung dan 2.000 hektar di Brebes melalui daerah irigasi Jangkelok.
Bendungan ini juga bakal meminimalkan banjir hingga 68 persen, menyediakan air baku 300 liter per detik untuk 300.000 warga Brebes, serta potensi produksi listrik hingga 500 kilowatt.
”Yang kurang, urusan memindahkan penduduk sebanyak 395 keluarga. Namun, sebagian rumahnya sudah siap. Intinya, tidak ada masalah,” ujar Presiden setelah berbincang dengan warga terdampak pembangunan bendungan dari Desa Randusari.
Bendungan tersebut akan menggenangi 221 hektar lahan yang terdiri dari Desa Randusari dan Desa Kawungsari, Cibeureum, serta Desa Tanjungkerta, Kecamatan Karangkancana. Titik elevasi genangan 121 meter di atas permukaan laut.
Wari, Kepala Desa Randusari, mengatakan, sebagian masyarakat yang terdampak pembangunan bendungan sudah pindah dan mendapatkan rumah. Di dalam rumah anyar itu, Wari mengatakan sudah disediakan mebelnya. ”Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Pak Presiden,” ujarnya.
Untuk Randusari, letak tempat relokasi hanya berjarak sekitar 400 meter dari rumah sebelumnya, sementara tempat relokasi untuk Desa Tanjungkerta sekitar 1 km. Dengan pembangunan bendungan itu, Wari berharap panen padi di Randusari dapat mencapai tiga kali dalam setahun.
Selama ini, lanjut Wari, panen hanya sekali dan paling banyak dua kali per tahun di Randusari. Alasannya, air sering kali tidak langsung masuk ke sawah warga. Padahal, 90 persen warga dari 1.837 rumah tangga di Randusari bekerja sebagai petani.
”Bendungan ini juga berpotensi menjadi obyek wisata. Harapannya, bisa turut mengembangkan perekonomian di Kuningan bagian timur,” katanya.