Potensi Non-Aero Bandara Kertajati Bisa Dikembangkan
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bidang penerbangan merupakan salah satu pemicu pengembangan perekonomian suatu kawasan. Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, berpotensi besar menjadi motor penggerak perekonomian dengan didukung pengembangan sektor aero dan non-aero.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso, Minggu (27/5/2018), mengatakan, bidang penerbangan bersifat multinasional, cepat, berteknologi tinggi, dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Oleh karena itu, bidang penerbangan dapat memicu perkembangan ekonomi suatu kawasan.
Untuk mencapai hal tersebut, katanya, operasional bandara harus dimaksimalkan, baik dari sisi aero maupun non-aero. Ia mencontohkan, dari sisi aero, optimalisasi dapat dilakukan dengan banyak membuka penerbangan, baik domestik maupun internasional. Hal itu akan menyebabkan terjadi konektivitas transportasi yang maksimal. Sementara dari sisi non-aero, pengembangan bisa dilakukan antara lain dengan membangun aero city di sekitar bandara.
Untuk mengembangkan sektor non-aero, Agus mengajak para pelaku industri dan bisnis nasional dan internasional serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Majalengka untuk bekerja sama secara baik dan aktif.
”Di sekitar bandara bisa dibangun industri pendukung penerbangan, seperti maintenance repair and overhaul (MRO) pesawat, industri perakitan pesawat dan sebagainya. Juga industri-industri jasa lainnya, seperti pergudangan dan kesehatan,” ujar Agus melalui keterangan tertulis.
Ia menambahkan, di kawasan sekitar Bandara Kertajati juga potensial untuk dikembangkan area pergudangan guna menunjang perkembangan e-dagang. Dengan banyaknya industri yang berkembang di Jawa Barat dan dukungan multimoda transportasi, seperti Pelabuhan Laut Patimban, jalan tol, dan kereta api lintas Pulau Jawa bakal membuat layanan transportasi e-dagang berkembang lebih baik dan cepat.
Sementara untuk mengembangkan sisi Aero, Agus sebagai regulator penerbangan nasional akan memasukkan dan menyesuaikan Bandara Kertajati dalam tatanan kebandaraudaraan nasional agar bisa beroperasi dengan maksimal. Kemenhub juga mendorong maskapai nasional dan internasional untuk membuka banyak penerbangan dari Bandara Kertajati.
Agus menyebutkan ada 18 rute nasional yang potensial, yaitu Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bengkulu, Batam, Bandar Lampung, Denpasar, Lombok, Pontianak, Balikpapan, Banjarmasin, Surabaya, Makassar, Manado, Ambon, Ternate, dan Jayapura.
Adapun rute internasional bisa mencakup penerbangan ke Jedah dan Madinah untuk haji dan umrah, serta ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok untuk pengembangan bisnis dan pariwisata.