JAKARTA, KOMPAS - Kalangan dunia usaha menilai upaya mendorong industri untuk meningkatkan ekspor harus pula dibarengi penguatan industri substitusi impor. Investasi berkualitas untuk menciptakan lapangan kerja pun dibutuhkan untuk menyerap tenaga kerja di Tanah Air.
"Upaya mendorong ekspor juga menjadi pekerjaan rumah kami, yakni dengan banyaknya perusahaan yang bergabung dan punya ekspor tinggi," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) periode 2018-2023 Hariyadi B Sukamdani di Jakarta, Senin (28/5/2018).
Hariyadi mengatakan hal tersebut pada konferensi pers pengumuman kepengurusan Apindo periode 2018-2023 yang digelar sebelum acara buka puasa bersama Apindo di Grand Sahid Jaya Hotel.
Di sisi lain, Hariyadi menuturkan, hingga saat ini masih banyak bahan baku maupun bahan penolong di berbagai sektor industri yang masih harus diimpor. Terkait hal tersebut pemerintah pun diharapkan serius memberi dukungan dalam menumbuhkan industri substitusi impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Kementerian Perindustrian, ekspor sektor industri pada triwulan I-2018 sebesar 32,03 miliar dollar AS atau lebih tinggi dibanding periode sama tahun 2017 yang 30,63 miliar dollar AS.
Sementara itu impor sektor industri pada triwulan I-2018 sebesar 34,68 miliar dollar AS atau lebih tinggi dibanding periode sama tahun 2017 yang 27,61 miliar dollar AS. Defisit perdagangan sektor industri pada triwulan I-2018 sebesar 2,65 miliar dollar AS atau lebih rendah dibanding periode sama 2017 yang 3,02 miliar dollar AS.
"Kami berharap investasi yang akan berjalan nanti adalah investasi berkualitas yang dapat memberikan lapangan kerja serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing dunia usaha di Indonesia," kata Hariyadi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mendata realisasi investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing periode Januari-Maret 2018 sebesar Rp 185,3 triliun. Realisasi penanaman modal pada triwulan I-2018 tersebut naik 11,8 persen dibanding periode sama tahun 2017 yang Rp 165,8 triliun.
Pada periode Januari-Maret 2018 tersebut jumlah tenaga kerja yang terserap di proyek investasi sebanyak 201.239 orang. Apabila dirinci, proyek PMDN menyerap 103.982 orang dan proyek PMA menyerap 97.257 orang.
Hariyadi menuturkan, Apindo di kepengurusan periode 2018-2023 juga akan menitikberatkan permasalahan di bidang ketenagakerjaan, khususnya industri padat karya dan amandemen Undang-Undang Ketenagakerjaan. "Kami berharap pada UU Ketenagakerjaan nanti - setelah pemilihan presiden - dapat dilakukan perombakan cukup signifikan agar dapat merespon dinamika perubahan ekonomi dunia," kata Hariyadi.
Sementara itu Labor Institute Indonesia atau Institut Pengembangan Kebijakan Alternatif Perburuhan mencatat ada tiga kecenderungan yang dilakukan beberapa perusahaan untuk menghindari kewajiban pembayaran tunjangan hari raya (THR).
"Ketiga trend tersebut yakni pemutusan hubungan kerja, penghentian sementara produksi dengan merumahkan para pekerja, dan perjanjian kerja waktu tertentu atau kontrak yang masa berlakunya tiga minggu sebelum Lebaran," kata Sekretaris Eksekutif
Labor Institute Indonesia Andy William Sinaga melalui siaran pers, Selasa (29/5/2018).(CAS)