Mediana/Rhama Purna Jati/M Clara Wresti/Dimas Waraditya Nugraha/Machradin Wahyudi Ritonga/Cornelius Helmy
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia menyiapkan uang tunai sejumlah Rp 188,2 triliun sebagai antisipasi terhadap kebutuhan masyarakat selama liburan Lebaran 2018. Sehubungan dengan itu, BI menyiapkan layanan kas, baik melalui jaringan kantor BI maupun jaringan perbankan. ”Kami dalam posisi bersiap. Kami sediakan uang tunai dalam jumlah Rp 188,2 triliun dengan kualitas yang optimal,” ujar Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menambahkan, sekitar 22,8 persen dari Rp 188,2 triliun itu akan berputar di wilayah Jabodetabek. Sebanyak 38,4 persen akan berputar di Pulau Jawa selain Jabodetabek dan Bali. Sisanya 19,9 persen terdistribusi di Pulau Sumatera dan 18,9 persen di wilayah Indonesia timur, termasuk Kalimantan dan Nusa Tenggara.
Sejumlah bank sudah menyiapkan uang tunai untuk kebutuhan masyarakat pada Lebaran tahun ini. PT Bank Negara Indonesia Tbk menyiapkan Rp 52 triliun, 40 persen di antaranya berasal kas internal, 60 persen dipenuhi BI. Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, uang tunai yang disiapkan BNI ini naik 5 persen dibandingkan tahun lalu. ”Dana Rp 52 triliun adalah perkiraan secara gros, lebih tepatnya per minggu kami menyiapkan dana Rp 13,7 triliun,” ujar Bob.
Adapun PT Bank Mandiri Tbk telah menyiapkan Rp 50 triliun, 80 persen dari kas internal dan sisanya dari BI. Chief Technology Officer Bank Mandiri Joseph Georgino Godong mengatakan, uang tunai yang disiapkan BI ini meningkat 13 persen secara tahunan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyediakan dana Rp 28 triliun. Direktur Jaringan dan Layanan Bank BRI Osbal Saragih menyatakan, ketersediaan dana ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yakni Rp 24,5 triliun.
Remitansi
Semarak ekonomi Lebaran juga digulirkan remitansi. Mereka mengirimkan uang secara tunai karena lebih efisien. ”Diperkirakan sedikit dana yang disimpan, sebagian besar digunakan untuk konsumsi sanak saudara di kampung halaman.” kata Vice President Remmitance PT POS Indonesia Tinny Aryantie di Bandung, Rabu (23/5/2018).
Sebanyak 80 persen pengiriman ditujukan untuk daerah kantong pekerja migran di Jawa Barat, seperti Cianjur, Sukabumi, Karawang, Indramayu, Cirebon, dan Purwakarta. ”Uang remitansi yang berputar Rp 25 triliun-Rp 30 triliun per tahun. Tahun 2015, perputarannya 20 persen lebih tinggi daripada angka itu,” ujarnya. Alasannya, PT Pos Indonesia bukan lagi pemain utama dalam layanan keuangan ini.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas memperkirakan transaksi remitansi akan naik 20 persen menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. ”Khusus untuk Hong Kong, seharusnya bisa lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya.
Bulan September lalu telah disetujui aturan mengenai kenaikan upah minimum pekerja migran Hong Kong. Hingga semester I-2018, total remitansi di Hong Kong mencapai lebih dari 7 Juta dollar AS dan tumbuh sebesar 24 persen year on year.