Masyarakat Dorong Transaksi Nontunai di Pasar Tradisional
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Digitalisasi dalam proses jual beli di pasar tradisional menjadi cara untuk mengajak masyarakat beralih ke transaksi nontunai. Namun, esensi pasar tradisional tetap terjaga karena dianggap sebagai sarana interaksi sosial dalam masyarakat.
Kepala Wilayah PT Bank Negara Indonesia (BNI) Bandung Afien Yuni Yahya menyatakan, pembayaran digital di pasar tradisional mewujudkan Bandung sebagai smart city atau kota pintar, yang lekat dengan digital dalam kehidupan sehari-hari.
”BNI berkomitmen memajukan pasar tradisional dengan memberikan kenyamanan dan keamanan. Transaksi nontunai sebagai salah satu pilihan pembayaran digital yang ringkas. Cukup menggunakan telepon pintar,” ujarnya dalam perkenalan dompet digital ”YAP” di Pasar Astana Anyar, Bandung, Rabu (30/5/2018).
YAP (You All Payment) merupakan aplikasi dari Bank BNI yang memberikan akses transaksi nontunai. Di setiap kios penjualan, terdapat barcode. Pembeli yang akan menggunakan akses digital ini bisa memindai barcode untuk masuk ke pilihan pembayaran. Afien menargetkan 8.000 kios di kota Bandung menggunakan YAP.
”Saat ini baru sekitar 1.300 kios yang menggunakan YAP di kuartal pertama ini. Namun, kami melihat ini seperti fenomena bola salju. Kebiasaan dari satu orang bisa menular ke tetangga dan akhirnya berkembang,” ujarnya.
Dalam acara yang digabung dengan peluncuran daging ayam beku ini, turut hadir Pejabat sementara Wali Kota Bandung Muhamad Solihin, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Eric Mohamad Atthauriq, General Manager Telkom Bandung Wilayah Barat, Hendrawan, dan Direktur PD Pasar Bermartabat Ervan Maksum.
Ervan Maksum menyatakan, era digital menciptakan transaksi yang transparan dan efisien. Dengan adanya pilihan transaksi nontunai di pasar tradisional, masyarakat bisa meminimalisasi penggunaan uang tunai. Ia berharap semua bank bisa menyediakan akses ini sehingga masyarakat memiliki pilihan yang beragam.
”Sekarang baru BNI yang siap. Ke depan tidak menutup kemungkinan bank lain bisa ikut bersama kami mewujudkan cashless society,” katanya.
Meskipun masuk ke ranah digital, tutur Ervan, aktivitas pasar tradisional sebagai tempat interaksi sosial tidak akan tergantikan. Ia berujar, pasar masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
”Esensi pasar tradisional tidak akan hilang. Yang berbeda hanya pembayarannya. Namun, interaksi dengan tetangga, bau pasar, serta tawar-menawar yang aktif dilakukan di pasar tidak akan tergantikan,” katanya.