UKM Nikmati Laba
Geliat ekonomi dari Asian Games 2018 mulai dirasakan pelaku usaha kecil menengah yang turut memproduksi cendera mata resmi Asian Games.
JAKARTA, KOMPAS Produktivitas pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang mendapat lisensi untuk membuat cendera mata resmi Asian Games 2018 meningkat hingga lima kali lipat. Peningkatan itu juga diikuti penambahan jumlah tenaga kerja serta pelibatan UKM lain.
Peningkatan produktivitas dirasakan UKM Du’anyam yang memproduksi kerajinan anyaman dari daun lontar. UKM dari Nusa Tenggara Timur itu antara lain memproduksi tas, kipas, dompet, dan topi. Sejak Desember 2017, Du’anyam terpilih menjadi salah satu dari 17 UKM yang mendapat lisensi dari Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) untuk membuat cendera mata resmi.
”Produksi kerajinan anyaman kami meningkat hingga lima kali lipat. Sejak Desember, kami harus mengejar pembuatan 30.000 unit cendera mata. Padahal, biasanya sebulan maksimal hanya memproduksi 2.000 unit,” kata pendiri Du’anyam, Melia Winata, Rabu (30/5/2018).
Untuk mengejar peningkatan produksi, Du’anyam menambah jumlah pekerja dari 300 pekerja menjadi 450 pekerja. Semua pekerja yang direkrut merupakan ibu rumah tangga di Flores. Setelah perhelatan Asian Games, Du’anyam berencana akan melakukan perluasan usaha dengan melibatkan ibu-ibu dari Papua.
Peningkatan jumlah produksi juga dirasakan UKM Brodo, produsen sepatu asal Bandung. Seusai terpilih menerima lisensi Asian Games, Brodo menambahkan target pembuatan sepatu hingga 5.000 unit dari target awal 100.000 unit. Penambahan itu membuat Brodo harus meminta bantuan dari UKM lokal lain.
”Ada ratusan yang ikut membantu. Yang terpenting kualitasnya harus sama dengan produk kami,” kata Yukka, pendiri Brodo.
Bagi Yukka, peningkatan produksi sepatu bukan menjadi target utama dalam keikutsertaannya pada ajang Asian Games ini. Ia justru lebih mengincar peningkatan citra produk di dunia internasional.
Dari 17 perusahaan pemegang lisensi untuk produk resmi Asian Games, 15 di antaranya merupakan lokal daerah. Mereka antara lain memproduksi aksesori, baju, boneka, sepatu, anyaman, kacamata, balsem, dan makanan.
Direktur Merchandise Inasgoc Mochtar Sarman mengatakan, Inasgoc tidak memungut biaya kepada UKM itu. Inasgoc akan menerapkan sistem bagi hasil. ”Persenannya tergantung besarnya perusahaan,” ucapnya.
Inasgoc akan menyebarkan produk cendera mata UKM itu ke 20 mal di Jakarta, 2.000 waralaba Alfamart, situs resmi Asian Games, serta di Bandara Soekarno-Hatta dan Stasiun Gambir.
Ketua Kamar Dagang Indonesia Rosan Roeslani menyebutkan, pelibatan UKM akan menjadi momentum untuk menghidupkan ekonomi nasional. Kemunculan produk UKM lokal tersebut akan meningkatkan pula daya beli masyarakat, yang pada akhirnya menimbulkan efek domino ekonomi. Apalagi jika peningkatan produksi UKM itu diikuti penambahan jumlah lapangan kerja buat memenuhi kebutuhan produksi.
”Potensi ekonomi (dari Asian Games) sebesar Rp 45,1 triliun yang diperkirakan pemerintah dapat terlampau jika roda ekonomi itu berjalan,” kata Rosan.
Galang dukungan
Secara terpisah, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menggagas pembentukan Tim Indonesia sebagai wadah untuk menghimpun dukungan publik bagi kontingen Indonesia yang bertanding di Asian Games.
”Inasgoc sebagai penyelenggara tidak boleh mengampanyekan kontingen Indonesia, tetapi mengampanyekan Asian Games secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu upaya khusus untuk menggalang dukungan terhadap para atlet Indonesia. Tim Indonesia itulah sebagai wadah persatuan semua atlet Indonesia,” kata Ketua Umum KOI yang juga Ketua Umum Inasgoc, Erick Thohir.
Ia menambahkan, KOI nantinya juga akan membuat ”Rumah Indonesia” yang akan jadi tempat bagi publik untuk menonton bareng pertandingan ataupun memberi dukungan langsung kepada atlet Indonesia.
Sejauh ini, melalui wadah Tim Indonesia, KOI sudah menghimpun dukungan dari sejumlah mitra lainnya, antara lain dari perusahaan asuransi yang akan memberikan asuransi kepada para atlet Indonesia selama berjuang di Asian Games 2018. Yang terbaru, kemarin, Tim Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Wall’s Ice Cream. Dukungan yang diberikan Wall’s berupa dana Rp 5 miliar untuk mengampanyekan Tim Indonesia.
Head of Marketing Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk Amalia Sarah Santi menyatakan, Wall’s juga berkomitmen membantu pengembangan olahraga di Indonesia melalui pemberian bantuan fasilitas olahraga ke sekolah-sekolah.
”Untuk tahap awal, kami akan memberikan bantuan fasilitas kepada 2.500 siswa SD di seputar Jakarta. Nanti sekolah- sekolah yang akan mengajukan fasilitas olahraga apa yang dibutuhkan untuk kami bantu,” kata Amalia.
Wall’s juga akan memanfaatkan enam duta Tim Indonesia untuk memberikan motivasi dan pelatihan ke sekolah-sekolah. Keenam duta Tim Indonesia itu meliputi Pungky Afrecia (atlet voli), Diananda Choirunisa (panahan), I Gede Siman Sudartawan (renang), Eko Yuli Irawan (angkat besi), Arki Wisnu (basket), dan Raphael Maitimo (sepak bola). (OKI/KEL)