JAKARTA, KOMPAS — PT Perkebunan Mitra Ogan, anak usaha BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), menjalin kerja sama dengan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero). Kerja sama ini untuk meningkatkan produksi minyak sawit.
Melalui kerja sama tersebut, PT Kliring Berjangka Indonesia akan memberikan pendanaan melalui sistem dana talangan.
”Kerja sama ini untuk memberi kepastian pendanaan kepada PT Perkebunan Mitra Ogan dalam rangka meningkatkan skala bisnis dan produktivitas minyak kelapa sawit,” ujar Direktur Utama Perkebunan Mitra Ogan Fikri Al Ansor di Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Kerja sama ditandatangani Fikri Al Ansor dan Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi. Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didik Prasetyo juga hadir dalam acara itu.
Fikri menjelaskan, KBI akan memberikan plafon pendanaan Rp 50 miliar dengan jangka waktu satu tahun dan jaminan melalui kontrak jual beli antara Perkebunan Mitra Ogan dan pembeli. Ia berharap, plafon pendanaan dapat ditambah seiring dengan peningkatan produksi Perkebunan Mitra Ogan.
Melalui pendanaan itu, produksi minyak sawit Perkebunan Mitra Ogan pada 2018 ditargetkan sebesar 47.516 ton. Target itu lebih tinggi daripada produksi 2017 yang sebanyak 13.736 ton.
Fikri menambahkan, pendanaan KBI akan digunakan untuk membangun infrastruktur di sekitar kebun, seperti jalan untuk mempermudah dan mengefisienkan pengangkutan, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman.
Pendanaan dari KBI, lanjut Fikri, juga akan digunakan untuk menyerap lebih banyak kelapa sawit dari petani plasma atau pihak ketiga. Dengan demikian, pada semester II-2018, produksi kelapa sawit meningkat sehingga bisa memenuhi kapasitas produksi sebesar 90 ton tandan buah segar (TBS) per jam.
Fajar menilai, potensi produksi produk minyak kelapa sawit Perkebunan Mitra Ogan cukup besar. KBI sangat peduli terhadap pengembangan usaha dan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, KBI memberikan dukungan pendanaan.
Sinergi
Didik mengatakan, kerja sama KBI dengan Perkebunan Mitra Ogan merupakan wujud nyata sinergi BUMN yang digalakkan Kementerian BUMN. Kerja sama itu juga menunjukkan Perkebunan Mitra Ogan mendapat kepercayaan dari KBI. ”Jangan sia-siakan kepercayaan,” katanya.
Menurut Didik, masalah peningkatan produksi memang perlu diperhatikan. ”Jangan sampai panen, tetapi (tandan buah segar) tidak bisa dibawa ke pabrik,” lanjutnya.
Ia juga berharap pendanaan dari KBI dapat ditingkatkan dan dikembangkan kepada anak usaha RNI lainnya.
Perkebunan Mitra Ogan sebagai anak usaha patungan antara RNI dan PTPN III didirikan pada 1989. Saat ini, Perkebunan Mitra Ogan memiliki perkebunan sawit seluas 37.200 hektar dengan kebun plasma seluas sekitar 20.000 hektar.