JAKARTA, KOMPAS--Berbelanja barang kebutuhan Ramadhan dan Lebaran di toko dalam jaringan telah menjadi kebiasaan masyarakat. Situasi ini ditangkap pengusaha perdagangan secara elektronik untuk meningkatkan anggaran promosi dan beriklan di berbagai jenis media.
"Fenomena tersebut mulai terjadi sejak dua atau tiga tahun terakhir," ujar Executive Director Media Business Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, di Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Nielsen Indonesia secara rutin mengeluarkan laporan rutin seputar perilaku konsumen saat Ramadhan dan Lebaran. Laporan Unboxing Ramadhan 2018 adalah riset Nielsen Ad Intel, Nielsen Consumer and Media View, Nielsen TV Audience Measurement, dan Nielsen Radio Audience Measurement. Keempat riset ini rutin sepanjang tahun.
Nielsen Ad Intel memonitor belanja iklan di 15 stasiun televisi nasional, 99 koran, dan 120 majalah/tabloid. Angka belanja iklan dihitung tanpa memasukkan diskon, bonus, promo, dan harga paket.
Nielsen Consumer and Media View menyasar 17.000 orang berusia 10 tahun ke atas di 11 kota besar di Indonesia. Metodologi penelitian adalah wawancara tatap muka.
Nielsen TV Audience Measurement dilakukan di 2.418 rumah tangga di 11 kota besar. Pengukuran menggunakan perangkat khusus yang disebut peoplemeter technology. Sementara, Nielsen Radio Audience Measurement mewawancarai 8.400 orang pendengar radio berusia 11 tahun ke atas di 11 kota besar.
Helen menyebutkan, sesuai laporan Unboxing Ramadhan 2018, waktu responden mengakses internet meningkat setelah berbuka puasa atau pada pukul 19.00-21.59. Durasi akses pada kurun waktu tersebut rata-rata 3 jam 17 menit atau 12 persen lebih lama dariapda durasi yang sama pada hari biasa.
"Saat mengakses internet, mereka mengonsumsi tiga layanan utama, yakni video, berita lokal dan internasional, serta belanja daring," ujar Hellen.
Pada saat berbelanja daring, kategori produk yang paling banyak dicari adalah makanan dan minuman instan, perlengkapan rumah, pakaian, dan kebutuhan perjalanan. Helen menambahkan, belanja barang-barang tersebut menggunakan gaji.
Namun, pada saat tunjangan hari raya (THR) turun, temuan Nielsen Indonesia menunjukkan, responden menggunakan THR untuk membeli telepon seluler pintar dan mobil. Laporan Unboxing Ramadhan 2018 menyebutkan, terjadi peningkatan tujuh persen kepemilikan ponsel pintar baru dan kenaikan 21 persen kepemilikan mobil baru.
Dongkrak penjualan
Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezki Yanuar mengatakan, Ramadhan merupakan salah satu momen yang paling mendongkrak penjualan. Sebab, Ramadhan memiliki durasi waktu satu bulan penuh dan hasrat konsumsi masyarakat Indonesia cukup tinggi.
Rezki menyebutkan, puncak transaksi belanja biasanya terekam pada dua minggu menuju Lebaran. Hal ini dipengaruhi gaji dan THR karyawan yang sudah dibagikan. Pada 28 Mei dan 4 Juni lalu, Shopee membukukan 1,5 juta pesanan dalam 24 jam.
Kategori barang yang laku keras adalah mode, perlengkapan kecantikan, dan elektronik atau gawai. Menurut data Shopee, barang elektronik dan gawai banyak dibeli setelah THR turun.
"Sekarang orang sudah percaya e-dagang untuk memenuhi kebutuhan ramadhan dan lebaran mereka," ujar Rezki. (MED)