JAKARTA, KOMPAS--Nusa Tenggara Timur bersiap menerima tamu dan delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia 2018. Sekitar 30 persen delegasi dan tamu yang menghadiri pertemuan itu, diharapkan bisa singgah ke NTT, terutama ke Labuan Bajo.
Diperkirakan, 17.000-20.000 delegasi dan tamu akan datang ke Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang digelar di Bali, 12-14 Oktober 2018.
"Sekarang kami sedang bersiap membersihkan sampah dan membangun infrastruktur untuk kelancaran acara tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu, saat peluncuran Kalender Kegiatan NTT 2018 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (7/6/2018).
Marius mengatakan, jumlah hotel dan akomodasi di Labuan Bajo sudah mencukupi. Saat ini marina sedang dibangun di Labuan Bajo. Adapun fasilitas Bandara Komodo di daerah itu juga sedang ditingkatkan.
"Kami juga sedang membersihkan sampah-sampah yang ada di daratan maupun di laut bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kami sudah menyiapkan 5 hektar tanah untuk pengolahan sampah," tambah Marius.
Dia menjelaskan, sejak Sail Komodo digelar pada 2013, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung terus meningkat. Pada 2017, sebanyak 932.000 wisnus dan 124.000 wisman datang ke Labuan Bajo.
"Awalnya banyak turis Australia yang datang. Kemudian turis Jerman mulai banyak dan sekarang turis Amerika Serikat. Hal itu menandakan jarak tidak menjadi masalah bagi turis asing datang ke Labuan Bajo," kata Marius.
Sektor pariwisata, tambah Marius, menyumbang Rp 2 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) NTT. "Kontribusi terbesar masih dari sektor pertanian, yakni 38 persen dari Rp 22 triliun. Akan tetapi, sektor pertanian stagnan pertumbuhannya. Sementara, pertumbuhan sektor pariwisata sangat tinggi dan kecenderungannya terus tumbuh," kata dia.
Komitmen daerah
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan pariwisata sangat tergantung pada komitmen kepala daerah. Apabila komitmen kepala daerah tidak ada, maka daerah itu tidak akan menjadi destinasi wisata unggulan.
"Dulu saya selalu bilang, pengembangan pariwisata tergantung pada 3A, yakni aksesibilitas, atraksi, dan amenitas. Ternyata ada yang lebih penting, yakni komitmen pemimpinnya," ujar Arief.
Untuk Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, menurut Arief, pemerintah pusat sudah melakukan banyak hal, terutama pembangunan infratsruktur dan akses. Pemerintah juga sudah memberi perahu sampah dan membangun 22 tempat tambat kapal untuk melindungi terumbu karang.
"Bali saja belum mendapat bantuan kapal sampah ini. Labuan Bajo sudah didahulukan karena ditetapkan sebagai salah satu dari empat destinasi super prioritas," ujarnya.
Dalam peluncuran Kalender Kegiatan Pariwisata 2018, ada empat kegiatan yang diluncurkan, yakni Festival 1001 Kuda Sandalwood dan Expo Tenun Ikat Sumba, Festival Likurai yang digelar di perbatasan Atambua-Timor Leste, Tour de Flores, dan Tour de Timor.
Kemarin, Arief Yahya juga meluncurkan Kalender Kegiatan Bangka Belitung (Babel), Toboali City on Fire Season 3. Menurut Arief, Babel berpotensi menjadi destinasi wisata internasional karena provinsi ini memiliki geopark.
"Saat ini masih dalam proses administrasi. Jika lolos, maka pada 2019 Babel bisa masuk dalam daftar Unesco Global Geopark (UGG). Saya yakin bisa masuk daftar ini karena presiden UGG sudah datang sendiri dan sangat kagum dengan geopark di Babel," kata Arief.
Babel dikunjungi 6.417 wisman dan 324.189 wisnus pada 2017.