JAKARTA, KOMPAS – Harga sejumlah komoditas pangan naik seiring naiknya permintaan beberapa hari terakhir. Kenaikan antara lain terjadi pada komoditas daging ayam, daging sapi, dan beberapa jenis cabai, seperti cabai merah keriting, camerah besar, dan rawit merah.
Menurut Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri mengatakan, seperti terjadi menjelang Lebaran tahun-tahun sebelumnya, kenaikan harga dipicu oleh naiknya permintaan.
Harga rata-rata nasional daging ayam ras, pada Selasa (12/6/2018), misalnya, mencapai Rp 38.100 per kilogram (kg), naik dibandingkan Jumat pekan lalu yang masih Rp 35.600 per kg. Sementara rata-rata harga daging sapi naik dari Rp 116.050 per kg jadi Rp 120.400 per kg.
Kenaikan signifikan terjadi pada komoditas cabai merah keriting, yakni sampai 30 persen dari Rp 34.550 per kg jadi Rp 45.050 per kg. Sementara cabai merah besar dari Rp 37.950 per kg jadi Rp 48.700 per kg dan cabai rawit merah dari Rp 41.450 per kg jadi Rp 47.300 per kg.
Terkait itu, sejumlah pedagang menyatakan telah menambah stok untuk mengantisipasi lonjakan permintaan jelang hari raya Idul Fitri. Salah satu pedagang sapi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, M Ahmad (33) menyatakan, menyetok daging hingga lima kali lipat dalam tiga hari terakhir. "Biasanya tiga ekor sapi, sekarang 15 ekor sapi," ujarnya saat ditemui.
Akan tetapi, tidak semua pedagang menaikkan harga jualnya. M Solihin (24), pedagang telur ayam di Pasar Minggu, misalnya, tetap menjual telur ayam dengan harga Rp 24.000 per kg sejak awal Mei 2018.
Sejumlah pembeli pasrah dengan kenaikan itu. Mereka menambah ongkos untuk menjangkau harga pangan. Wieke Windyarti (38), ibu rumah tangga yang tinggal di Warung Buncit, Jakarta Selatan, misalnya, menaikkan anggaran belanja bahan makanannya dua kali lipat.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi,kenaikan harga terjadi karena adanya peningkatan harga di antara pedagang. Namun, lewat Toko Tani Indonesia, pihaknya mengendalikan harga.
Terkait itu, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyatakan, sektor makanan dan minuman di ritel modern tumbuh 20 persen (bulanan) atau 9-10 persen secara tahunan. "Transaksinya mencapai sekitar Rp 24-25 triliun," ujarnya.