Digital untuk Sasar Kaum Milenial
Strategi memasarkan produk asuransi mesti sesuai dengan pasar yang dibidik. Tujuannya, agar pasar tersebut tertarik dengan produk yang ditawarkan, kemudian menjadi nasabah. Dengan cara yang tepat, kepemilikan asuransi di masyarakat bisa semakin luas.
Saat ini, penetrasi asuransi di Indonesia baru sekitar 2,99 persen dari produk domestik bruto (PDB).
PT Asuransi Allianz Life Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi yang membidik generasi milenial. Sejak 2015, Allianz tak hanya menyasar kaum milenial sebagai target pasar, tetapi juga sebagai mitra kerja. Perusahaan asuransi ini fokus pada generasi milenial yang hendak membangun kewirausahaan melalui program Life Changer.
Country Manager & Presiden Direktur Allianz Life Indonesia Jan-Joris Louwerier mengatakan, program Life Changer sejalan dengan hasil riset Accenture mengenai ”Segmentasi Nasabah di Pasar Penting Asia”. Hasil riset itu menunjukkan, generasi milenial secara umum memiliki aspirasi karier masa depan untuk mendirikan bisnis sendiri.
”Life Changer memberikan kesempatan bagi generasi milenial untuk mewujudkan aspirasi, yakni membangun bisnis yang bisa membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan sesama,” ujar Louwerier, beberapa waktu lalu.
Riset Accenture menyatakan, segmen profesional muda di Indonesia diproyeksikan untuk berkontribusi lebih dari 20 persen terhadap pendapatan premi bruto industri asuransi jiwa pada 2020.
Riset Accenture menyatakan, segmen profesional muda di Indonesia diproyeksikan untuk berkontribusi lebih dari 20 persen terhadap pendapatan premi bruto industri asuransi jiwa pada 2020.
Chief Agency Officer Allianz Indonesia Ginawati Djuandi mengatakan, segmen kaum milenial sangat menarik karena berpotensi besar untuk menjadi kontributor premi pendapatan bruto di masa depan.
”Teknologi digital memiliki peran yang tidak bisa dipisahkan dari generasi milenial. Kami mengembangkan aplikasi, baik untuk mitra bisnis maupun untuk nasabah,” ucapnya.
Ginawati mengatakan, saat ini sudah banyak proses yang bisa dilakukan melalui platform digital. Proses pengajuan asuransi, pelayanan polis, hingga pengajuan klaim sudah bisa dan biasa dilakukan menggunakan platform digital.
”Semua inisiatif ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wirausaha milenial. Saat ini, 50 persen mitra bisnis Allianz Life merupakan generasi milenial,” lanjut Ginawati.
Christian Sontani, mitra bisnis di Allianz Star Network, mengatakan, dirinya menjadi mitra bisnis Allianz untuk mengembangkan diri sebagai wirausaha.
Mendukung
Sementara itu, asuransi Bhinneka Life Indonesia masih mengutamakan agen sebagai pemasar produknya. Penggunaan platform digital lebih banyak diarahkan untuk mendukung kinerja keagenan. Saat ini, Bhinneka Life memiliki 18.000 agen pemasaran.
Bhinneka Life membidik masyarakat kelas menengah-bawah yang dinilai sebagai pasar potensial di kota-kota kecil di Indonesia. Untuk kelompok ini, premi asuransinya mulai Rp 50.000 per tahun.
Direktur Utama Bhinneka Life Indonesia Wiroyo Karsono meyakini, masyarakat di kota-kota kecil belum banyak yang memahami asuransi. Kondisi ini justru dimanfaatkan Bhinneka Life untuk menggarap pasar tersebut.
Bhinneka Life Indonesia baru beroperasi setahun terakhir setelah berganti nama dari Asuransi Jiwa Bumiputera. Perusahaan ini membuka 25 kantor wilayah dan 355 kantor pemasaran di seluruh Indonesia. Saat ini, Bhinneka Life memiliki 92.000 nasabah yang sebagian besar dari kelompok menengah-bawah.
”Dengan sasaran kelas menengah-bawah, persyaratan untuk menjadi nasabah atau mengurus klaim dibuat sederhana. Untuk klaim dengan nilai kurang dari Rp 5 juta, misalnya, pengurusannya hanya satu hari,” kata Wiroyo.
Pasar yang dibidik menuntut strategi yang tepat dalam penjualan produk. Jika strategi yang digunakan tidak tepat, bisa jadi sasaran tak akan tercapai.