Perbaikan Infrastruktur ke Destinasi Wisata Kelar pada September
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Panitia Nasional Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia di Bali, Oktober 2018, telah menunjuk Banyuwangi sebagai daerah penunjang agenda internasional itu. Pembangunan infrastruktur pendukung, seperti infrastruktur tempat wisata dan bandara, yang sudah dimulai ditargetkan akan rampung pada September.
Menjadi daerah penunjang Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-BD merupakan kesempatan bagi Banyuwangi untuk mempromosikan potensi daerah, terutama pariwisata. Harapannya, delegasi negara-negara peserta yang berkunjung ke Banyuwangi bisa menanamkan investasinya di kabupaten paling timur Jawa itu.
Sedikitnya ada 189 negara peserta dengan 17.000 delegasi yang akan mengikuti acara tersebut. Guna menyambut kedatangan delegasi negara peserta pertemuan tahunan IMF-BD, sejumlah perbaikan infrastruktur dilakukan.
”Ada dua destinasi prioritas yang akan ditawarkan kepada delegasi peserta Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia. Kedua destinasi tersebut adalah Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo. Destinasi ini dipilih karena sesuai dengan segmentasi pasar wisatawan mancanegara kelas menengah atas,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Yanuarto Bramuda ketika ditemui di Banyuwangi, Senin (18/6/2018).
Saat ini akses infrastruktur menuju kedua lokasi wisata tersebut sedang diperbaiki. Perbaikan meliputi pelebaran jalan dan melapis ketebalan aspal. Pelebaran jalan dilakukan di akses menuju Gunung Ijen, sementara pengaspalan jalan dilakukan di akses menuju Taman Nasional Alas Purwo.
”Pelebaran jalan menuju Gunung Ijen dilakukan dari tempat istirahat (rest area) Jambu hingga Pal Tuding sejauh lebih kurang 15 km. Jalan yang semula lebarnya 4 meter akan diperlebar menjadi 8 meter. Sementara di Alaspurwo pengaspalan dilakukan dari jalan nasional ke gerbang masuk taman nasional, di sana juga ada perbaikan sejumlah jembatan,” ungkap Bramuda.
Ia mengatakan, proyek perbaikan dan pelebaran jalan sudah dilakukan sebulan terakhir. Adapun anggaran yang digunakan untuk proyek perbaikan dan pelebaran jalan tersebut murni menggunakan APBN. Hingga kini kemajuan pengerjaan sudah mencapai 20 persen.
”Saat ini pengerjaan sudah sampai 20 persen. Pada H-3 Lebaran Selasa (12/6) proyek dihentikan sementara dan akan dilanjutkan besok H+4 lebaran (19/6). Targetnya September semua perbaikan dapat rampung,” ujarnya.
Persiapan menyambut delegasi juga dilakukan Angkasa Pura II di Bandara Banyuwangi. Pasalnya, Bandara Banyuwangi merupakan alternatif kedua setelah Bandara Internasional Lombok yang akan digunakan untuk pendaratan pesawat delegasi peserta Pertemuan Tahunan IMF-BD.
Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya telah memetakan negara-negara mana yang sekitarnya akan mendarat di Banyuwangi. Pemetaan itu dilakukan dengan melihat pesawat yang akan digunakan negara peserta.
”Akan ada 26 negara yang membawa pesawat. Kami memperkirakan ada 10 negara yang bisa mendarat dan parkir di Banyuwangi. Kami sanggup menampung pesawat berbadan sedang dan kecil,” kata Awaluddin.
Sejumlah pembangunan infrastruktur penunjang tengah dikebut Angkasa Pura II menyambut pertemuan tahunan IMF-BD tersebut. Pembangunan itu meliputi perpanjangan dan pelebaran landasan, perluasan apron, dan penebalan landasan.
Awaluddin lalu merinci pekerjaan yang tengah dilakukan, antara lain pekerjaan penambahan landasan pacu, dari yang semula 2.250 meter menjadi 2.500 meter. Landasan pacu juga dalam proses diperlebar dari 36 meter menjadi 45 meter.
Adapun tebal landasan ditingkatkan dari pavement classification number (PCN) 47 menjadi PCN 56. Luas apron juga ditambah dari 18.000 meter persegi menjadi 41.000 meter persegi.
”Perluasan apron saat ini sedang berjalan, sementara penebalan landasan akan dilakukan akhir Juni. Semua pengerjaan tersebut ditargetkan selesai awal September. Dengan demikian kami siap menyambut pertemuan IMF-BD aman,” katanya.