JAKARTA, KOMPAS--Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) segera selesai. Pelabuhan itu akan segera dioperasikan.
Saat ini pembangunan tahap I yang terdiri dari Terminal Serbaguna sudah mencapai 100 persen untuk sisi laut. Sedangkan untuk sisi darat, secara keseluruhan sudah mencapai 87,06 persen.
“Sejalan dengan segera selesainya pembangunan fisik Terminal Serbaguna itu, kami juga mengurus izin operasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Semua persyaratan sudah kami penuhi dan kami berharap peluncuran perdana untuk bongkar muat kapal kargo bisa dilakukan pada Juli 2018 mendatang,” kata Direktur Utama PT Pelindo I (Persero) Bambang Eka Cahyana di Jakarta, Selasa (19/6/2018).
Bambang menambahkan, untuk memastikan keandalan dermaga dan alur laut, telah dilakukan sejumlah uji coba. “Dermaga ini sudah dikunjungi lima kali kapal pesiar MV Superstar Libra dalam waktu dua bulan. Mereka mengangkut wisatawan asing dan sepertinya senang mendarat di Kuala Tanjung,” kata Bambang.
Selain itu, juga telah dilakukan uji coba sandar dan olah gerak dengan kapal MT Mars dan bongkar muat dua unit peralatan Mobile Harbour Crane dari kapal MT Wiebke.
Secara simultan, Pelindo I juga sedang menyeleksi operator yang akan mengoperasikan Terminal Serbaguna itu. “Semua aset dan saham tetap milik Pelindo I. Mereka hanya mengoperasikan. Kalau kerjanya tidak bagus, tentu kontraknya bisa diputus,” ujar dia.
Bambang mengatakan, sudah ada beberapa operator dunia yang mengajukan penawaran, seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Filipina, Perancis, Jepang, China, dan Hongkong. Pemilihan operator akan dilakukan dengan seleksi aspek teknis kepelabuhan dan kemaritiman, juga struktur keuangan, dan manajemennya.
Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Gus Rional mengatakan, saat ini Kemenhub belum bisa memberikan izin operasi, karena pembangunan fisik di sisi darat belum selesai. “Kalau sudah selesai, baru bisa izin itu dikeluarkan. Walaupun memang uji coba sudah dilakukan dan berhasil baik,” kata Gus.
Namun demikian, hak konsesi dari pemerintah kepada Pelindo I telah diberikan pada tahun 2016. “Konsesinya selama 69 tahun,” ujar dia. Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya akan memiliki dua fungsi yaitu sebagai pelabuhan industri Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bagi Kawasan Barat Indonesia dan menjadi pusat alih muatan kapal.
Selain membangun Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelindo I juga bekerja sama dengan Pelindo II untuk mengoperasikan Pelabuhan Batu Ampar, Batam, di bawah pengelolaan Badan Pengelola Batam. Kerja sama operasi ini dilakukan dalam bentuk Pelindo I yang membangun lapangan penumpukan peti kemas seluas 30 hektar dan Pelindo II yang membeli peralatan. “Lapangan penumpukan ini bisa menampung 1 juta peti kemas setiap tahunnya,” kata Bambang.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, kerja sama ini akan menyinergikan sumber daya yang dimiliki masing-masing pihak dan mampu meningkatkan nilai lebih pada perusahaan, termasuk untuk kepentingan negara dan masyarakat. “Kerja sama ini dilatarbelakangi keinginan untuk merealisasikan potensi bisnis penyediaan jasa kepelabuhan yang bertaraf internasional dengan dukungan potensi pasar yang ada di Batam,” kata Elvyn.