Siasat Daring UMKM Mengantisipasi Dampak Tol Trans Jawa
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jalan tol Jakarta-Surabaya berdampak positif dan juga negatif bagi pertumbuhan perekonomian daerah-daerah yang dilalui. Hal itu menimbulkan kekhawatiran para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka berupaya mengantisipasi dan bertahan.
Syema (23), pemilik toko batik di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (19/6/2018, mengaku penjualannya turun hingga 10 persen. Biasanya sehari bisa menjual lebih kurang 80 potong, tapi belakangan ini turun menjadi 65-70 potong.
Sebelum dampaknya semakin parah, pada tahun ini ia akan lebih intens menjual produknya secara daring. “Mau tidak mau harus mengikuti konsumen yang larinya pasti ke belanja daring,” ujar Syema yang mampu menjual setidaknya 15 potong pakaian secara daring.
Sementara itu, sejumlah pelaku UMKM daerah telah memasarkan produk khas daerah melalui situs jual-beli daring. Ada yang memasarkan secara langsung dan ada yang melalui para pedagang lain yang memiliki lapak di toko daring.
Dari hasi penelusuran Kompas pada laman jual-beli daring Bukalapak dan Tokopedia, produk-produk khas daerah mudah ditemui. Saat Kompas mengetik kata Brebes pada laman pencarian kedua toko daring itu akan muncul lebih dari 10 pelapak (penjual) yang menawarkan oleh-oleh khas Brebes yaitu telur asin dan bawang goreng. Para pelapak mendeskripsikan produk yang djual secara rinci pada kolom deskripsi produk dan harga yang ditawarkan setiap pelapak bervariasi.
Begitu juga ketika mengetik Pekalongan, produk khas daerah yang muncul adalah batik dan tauco. Ketika mengetik Cirebon, produk yang muncul adalah terasi udang, kue gapit, dan teh upet. Sementara Salatiga yang muncul adalah singkong keju beku dan enting-enting gepuk. Adapun Tegal, produk khas yang dijual para pelapak seperti pilus, kerupuk mie, dan kerupuk antor.
Corporate Communications Manager Bukalapak Evi Andarini mengatakan, Bukalapak berkomitmen membantu para pelaku UMKM di Indonesia. Selain membantu dengan pemasaran produk-produk para pelaku UMKM, Bukalapak menggelar pelatihan seperti UKM Go Online, Kelas Ngelapak, Belajar Ngelapak Bareng Komunitas Bukalapak.
"Materi yang diajarkan antara lain cara memasarkan dan mempromosikan produk dan jasa kreatif dengan memanfaatkan platform marketplace antara lain, tips foto produk, copywriting, dan promosi," kata dia.
Evi menambahkan, Bukalapak bekerjasama dengan para komunitas pelapak untuk memberikan pembinaan kepada para pelapak di daerah untuk saling berbagi informasi demi meningkatkan performa mereka dalam berjualan daring.
Bukalapak mencatat, total jumlah UMKM yang tergabung sebanyak 3 juta usaha. Sebagian besar merupakan UMKM yang memproduksi barang-barang sendiri.
Sementara, AVP Seller Experience Tokopedia Garri Juanda mengatakan, banyak program Tokopedia yang mengedepankan produser dan maker dalam negeri untuk mendukung kemunculan dan pertumbuhan industri UMKM Indonesia. Pada tahun ini Tokopedia menggelar MAKERFEST. Tokopedia juga mendukung acara Kopi United, Indonesia Fashion Week, Pop Up Market 2018, dan beberapa program lainnya yang mengedepankan pengembangan kreasi lokal.
Tokopedia terus berkomitmen menjadi panggung bagi para kreator lokal Indonesia. Tujuannya adalah membantu merealisasikan, dan mengembangkan ide usaha kreatif, hingga bisa menjadi merek-merek masa depan Indonesia yang mendunia.
“Kami membangun ekosistem agar UMKM khususnya kreator lokal dari Indonesia bisa terus tumbuh. Kami juga memberikan bantuan dari hulu ke hilir untuk mengembangkan kreator lokal melalui peningkatan kualitas produksi, pengemasan, pemasaran, dan branding," kata dia.
Saat ini sudah lebih dari 3,7 juta toko yang bergabung bersama Tokopedia. Sebanyak 70 persennya adalah wirausaha baru dari seluruh wilayah Indonesia dari beragam sektor, seperti fashion, kerajinan, makanan, minuman, dan lain-lain. (MELATI MEWANGI)