JAKARTA, KOMPAS — Kepulauan Nias yang memiliki kekayaan budaya dan alam yang indah bisa menjadi destinasi utama kelas dunia. Syaratnya, akses ke Nias, Sumatera Utara, dipermudah.
Saat ini, akses paling mudah hanya melalui udara. Akan tetapi, kapasitas bandara dan jumlah penerbangan belum mencukupi.
”Tahun lalu landasan Bandara Binaka, Pulau Nias, sudah diperpanjang dari 1.500 meter menjadi 2.250 meter. Dengan begitu, pesawat jenis ATR dan Bombardier CRJ 1000 bisa masuk. Tahun depan, landasan akan kami perlebar dari 30 meter menjadi 45 meter sehingga pesawat lebih leluasa mendarat di Binaka,” kata Direktur Kebandarudaraan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Pramesti di Jakarta, Rabu (27/6/2018).
Dia mengatakan, landasan Binaka akan diperpanjang menjadi 2.450 meter jika jumlah penumpang mencapai 500.000 orang per tahun. ”Saat ini penumpang belum mencapai angka tersebut sehingga kami belum memperpanjang. Kami juga masih menunggu pembebasan lahan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Nias, harus ada penerbangan langsung dari Jakarta.
”Jakarta itu pusat atau sumber wisatawan. Wisatawan lebih senang kalau ada penerbangan langsung. Sudah terbukti di Danau Toba, Banyuwangi, dan Labuan Bajo. Begitu ada penerbangan langsung dari Jakarta, kunjungan wisatawan langsung meningkat,” katanya.
Saat ini ada lima penerbangan sehari dari Kualanamu (Sumatera Utara) dan sekali sehari dari Padang (Sumatera Barat). Jika landasan ditambah dan dibuka penerbangan langsung dari Jakarta, jumlah pengunjung akan meningkat. Saat ini 40.000 wisatawan berkunjung ke Nias per tahun. Jika penerbangan ditambah, wisatawan diyakini bertambah menjadi 100.000 orang pada 2019.
Bupati Nias Selatan Hilarius Duha mengatakan, Festival Ya’ahowu Nias pada 16-20 November 2018 dan Nias World Surfing League pada 24-28 Agustus 2018 akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Nias.