JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah menambah fungsi Tol Semarang-Demak sebagai tanggul dan berencana melelangnya lagi tahun ini. Tol ini disebut akan jadi tol pertama di Indonesia yang konstruksinya berfungsi sekaligus sebagai tanggul.
"Pemerintah akan memberikan dukungan kelayakan (viability gap fund) di ruas itu, yakni bagian yang ada tanggulnya," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Rencana berubah setelah pemerintah berencana memfungsikannya sebagai tanggul pesisir Semarang dan Demak yang mengalami rob dan penurunan muka tanah. Desain diubah demi mengakomodasi hal itu. Dengan demikian, panjang tol bertambah dari 24 kilometer (km) jadi 27 km, 11 km di antaranya akan berfungsi sekaligus sebagai tanggul.
Di sisi dalam tanggul akan dibuat sistem polder lengkap dengan drainase, kolam retensi, dan pompa air untuk mengendalikan tinggi muka air. Biaya konstruksi pun bertambah dari sekitar Rp 7,4 triliun jadi sekitar Rp 12 triliun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna menambahkan, jalan tol itu membentang dari Kota Semarang sampai Sayung, Kabupaten Demak. Posisi tanggul berada di sisi utara pantai.
Sebelumnya, jalan Tol Semarang-Demak pernah dilelang sampai tahap prakualifikasi yang menyisakan konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama PT Waskita Toll Road. "Nanti akan kami ulang (lelangnya)," kata Herry.
Saat ini, desain jalan Tol Semarang-Demak telah siap. Demikian pula keputusan Gubernur Jawa Tengah untuk penetapan lokasi tol. Dengan sebagian jalan tol berada di atas laut, maka pembebasan tanah dapat diminimalisasi.
Saat ini, sembilan ruas tol Trans-Jawa akan dioperasikan secara bertahap mulai Juli hingga Desember 2018. Menurut rencana, ruas Pejagan-Pemalang yang sebagian sudah beroperasi dan ruas Solo-Sragen direncanakan akan diresmikan pada Juli 2018 mendatan.
Kemudian ruas Sragen-Ngawi (51 km) dan Porong-Gempol (6 km) direncanakan beroperasi September 2018, disusul ruas Salatiga-Kartosuro (32 km) bulan berikutnya. Pada November 2018, ruas Pemalang-Batang (33 km) dipastikan siap beroperasi bersama ruas Batang-Semarang (74 km). Di akhir tahun ini, ruas yang direncanakan beroperasi adalah Wilangan-Kertosono (37 km) dan Pasuruan-Grati-Probolinggo (44 km).
Direktur Utama PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) David Wijayatno mengatakan, Tol Solo (Kartasura)-Sragen telah siap diresmikan pengoperasiannya. Ruas itu telah memenuhi persyaratan laik fungsi secara teknis, administratif, dan sistem operasi. Sementara untuk sisanya, yakni antara Sragen-Ngawi, masih menunggu penyelesaian pembangunan 5 overpass.
Menurut David, selain membangun ruas Solo-Ngawi, pihaknya mendapat tugas dari pemerintah membangun ruas Salatiga-Solo. Sebagai gantinya, investasi PT SNJ untuk membangun ruas tersebut akan dimasukkan ke biaya investasi ruas Solo-Ngawi. "PT SNJ akan mendapat kompensasi penambahan masa konsesi," kata David.