WAJO, KOMPAS--Sebagai lumbung pangan nasional, Sulawesi Selatan perlu pasokan air yang memadai. Saat ini tiga bendungan sedang dibangun pemerintah di provinsi itu. Tiga bendungan tersebut bagian dari rencana empat bendungan yang akan dibangun.
"Dulu produk-produk pertanian memang disuplai dari Pulau Jawa. Lalu pada 1993 direncanakan bahwa 25 tahun kemudian pemasok produk pertanian ada di luar Jawa, termasuk Sulawesi Selatan yang memiliki lahan pertanian luas. Selain itu ada Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Lampung," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, ketika meninjau beberapa proyek jalan dan proyek padat karya, Senin (2/7/2018), di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Basuki menambahkan, untuk mempertahankan Sulsel sebagai provinsi penghasil produk pertanian di Indonesia, perlu dukungan infrastruktur dasar berupa bendungan. Dengan adanya bendungan, pasokan air bagi lahan pertanian menjadi lebih terjamin.
Saat ini ada 3 bendungan yang tengah dibangun pemerintah di Sulsel, yakni Paselloreng di Kabupaten Wajo, Karalloe di Kabupaten Gowa, dan Pamukkulu di Kabupaten Takalar. Setelah selesai dibangun dan dioperasikan, ketiga bendungan itu akan menambah tampungan air sebanyak 261,23 juta meter kubik.
"Dengan adanya bendungan, maka pasokan air untuk lahan pertanian menjadi lebih pasti," ujar Basuki.
Saat ini di Sulsel sudah ada 3 bendungan, yakni Bilibili, Ponre-ponre, dan Kalola, yang mengairi 9.700 hektar lahan pertanian.
Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang T Iskandar, total lahan pertanian di Sulsel sekitar 300.000 hektar. Dari luasan tersebut, yang luas hamparannya di atas 3.000 hektar ada di sekitar 9 lokasi. Di hamparan dengan luas di atas 3.000 hektar itu, pemerintah pusat bertanggung-jawab membangun jaringan irigasinya. Adapun selebihnya menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam kunjungannya, Basuki juga meninjau pembangunan jalan layang segmen 1 di Kabupaten Maros. Jalan Maros-Watampone merupakan jalur yang sering dilewati angkutan logistik yang kondisinya merupakan tanjakan dan tikungan serta lebar jalan yang sempit. Kini, kondisi tersebut tengah diperbaiki dengan memperlebar jalan, membangun jalan layang, serta memperbaiki tikungan maupun tanjakan.