JAKARTA, KOMPAS — Meskipun kondisi pasar tengah bergejolak, PT Eastspring Investment Indonesia tetap optimistis. Sebab, secara keseluruhan, kondisi makroekonomi Indonesia dinilai masih baik.
Chief Investment Officer Eastspring Indonesia Ari Pitojo mengatakan, koreksi yang terjadi di pasar saham dan obligasi belakangan ini merupakan konsekuensi dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed, dan perang dagang antara AS dan China. Kenaikan suku bunga yang merefleksikan kebangkitan perekonomian AS menimbulkan risiko kembalinya dana investasi asing ke AS dan menekan nilai tukar rupiah.
”Meski demikian, kondisi makroekonomi Indonesia secara keseluruhan masih dalam kondisi baik,” kata Ari dalam Halal Bihalal & Market Update 2018 di Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Ari menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia terus membaik. Pada triwulan I-2018, perekonomian RI tumbuh 5,06 persen. Pasar memperkirakan, perekonomian RI akan tumbuh 5,3 persen tahun ini, yang ditopang sektor konsumsi dan investasi.
Pilkada serentak yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu diperkirakan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2 persen.
Ari menambahkan, kendati terjadi koreksi pasar saham dan obligasi, dana kelolaan Eastspring Investment Indonesia per 29 Maret 2018 mencapai lebih dari Rp 84,35 triliun. ”Hanya turun kurang dari 1 persen dibandingkan dengan 29 Desember 2017,” ujarnya.
Presiden Direktur Eastspring Investment Indonesia Alan T Darmawan optimistis bisa melewati gejolak yang sedang terjadi. Eastspring pun berkomitmen terus memberikan yang terbaik bagi para nasabah dalam berbagai siklus perekonomian yang terjadi.
”Sebagai manajer investasi yang telah melayani nasabah Indonesia dan berinvestasi di pasar Indonesia lebih dari satu dasawarsa, Eastspring telah melewati berbagai siklus yang perekonomian termasuk seperti yang terjadi saat ini,” kata Alan. (E04)