JAKARTA, KOMPAS –Pelaku usaha ritel tetap optimistis menghadapi kondisi perekonomian di dalam negeri. Mereka berinovasi, antara lain dengan menggabungkan konsep belanja dengan hiburan dan gaya hidup.
“Kami optimistis dengan penjualan tahun ini,” kata Ratih D Gianda, Sekretaris Perusahaan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAA), Kamis (5/7/2018) di Jakarta.
Adapun Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour, Satria Hamid mengungkapkan, mereka berinovasi agar masyarakat tetap datang ke toko. “Tantangannya, kita harus terus membuat inovasi agar konsumen mau datang ke toko,” katanya kepada Kompas.
Namun demikian, pelaku usaha ritel, khususnya yang mengutamakan penjualan melalui jaringan toko atau luar jaringan, mengharapkan berbagai kebijakan pemerintah yang akan mendukung konsumsi.
“Sektor ritel tahun ini meningkat karena pemerintah memberi bantuan. Contohnya, menjelang Lebaran kemarin, ada kenaikan tunjangan hari raya (THR). Presiden juga mengimbau adanya kegiatan khusus berupa diskon nasional untuk menyukseskan Asian Games 2018 mendatang,” tutur Investor Relations and Corporate Communication PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAP) Fetty Kwartati.
Nilai tukar
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sejauh ini tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan MAP dan MAA, yang banyak menjual produk impor. Sebab, pasar MAP dan MAA didominasi masyarakat kelas menengah atas.
Nilai tukar berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Kamis, sebesar Rp 14.387 per dollar AS.
“Masyarakat ekonomi menengah atas lebih tahan terhadap depresiasi rupiah. Penjualan masih stabil hingga akhir Juni ini. Jadi daya beli tetap stabil,” kata Fetty.
Adapun Satria berpendapat masyarakat saat ini masih mempertimbangkan kualitas produk dengan harga yang kompetitif. “Bagaimanapun, kemampuan kita membaca pasar juga harus ditunjang dengan gebrakan pemerintah, seperti membuat kebijakan fiskal dan meningkatkan daya beli,” katanya.