JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah akan membentuk tim kerja khusus untuk menggenjot ekspor dan mengurangi impor dalam waktu singkat. Ekspor nonmigas akan dipacu untuk mempercepat penambahan devisa, sedangkan impor akan diseleksi agar tidak menghabiskan cadangan devisa.
Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia, Jumat (6/7/2018), cadangan devisa per akhir Juni sebesar 119,839 miliar dollar AS. Dalam satu semester, cadangan devisa tergerus 10,357 miliar dollar AS, dihitung dari cadangan devisa per 31 Desember 2017 yang mencapai 130,196 miliar dollar AS.
”Sedang dirumuskan secara detail sektor dan jenis barang yang dapat mempercepat kenaikan ekspor dan pengurangan impor sehingga neraca perdagangan tidak lagi defisit,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di sela-sela rapat koordinasi bersama sejumlah menteri di kantornya.
Rakor diikuti antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.
Darmin menekankan, pemerintah akan memetakan barang atau bahan baku impor yang tidak diperlukan. Pemetaan impor diyakini tidak akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Sebab, impor yang akan ditekan adalah dari sektor migas, bukan bahan baku atau barang modal sektor nonmigas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, defisit perdagangan Mei 2018 sebesar 1,52 miliar dollar AS, yang sebesar 1,24 miliar dollar AS di antaranya dari sektor migas.
Airlangga mengatakan, substitusi impor bahan baku terus didorong. ”Impor tertinggi di sektor garmen dan petrokimia. Kalau bisa diproduksi di dalam negeri, bisa menghemat cadangan devisa 2 miliar dollar AS per tahun,” ujarnya.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo menegaskan, Pemerintah RI sedang menyiapkan strategi untuk menghadapi kemungkinan ekspor RI ke AS dipermasalahkan oleh AS.
Dalam Dialog dan Pertemuan Bisnis Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Otonomi Expo 2018 di Tangerang, Banten, Jumat, Apkasi berkomitmen meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, ekonomi nasional, dan ekspor. Tiga hal yang disasar adalah kemudahan investasi di daerah, perdagangan internasional, dan pariwisata.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar mencontohkan, pariwisata di Lombok Utara menggerakkan perekonomian daerah dan nasional. Upayanya, antara lain, dengan membangun desa wisata yang menarik wisatawan asing.
Namun, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengingatkan Apkasi agar mewaspadai kemungkinan produk impor masuk ke Tanah Air sebagai dampak perang dagang AS-China. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu meningkatkan produk usaha kecil menengah untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
”Daerah juga perlu meningkatkan daya saing dalam merebut pasar global. Salah satu caranya, menyesuaikan dengan keinginan pasar,” ujar Enggartiasto.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto saat berkunjung ke Kompas, Jumat, menyampaikan, pemerintah perlu membuat kebijakan untuk menarik investasi di sektor industri manufaktur berorientasi ekspor. Insentif itu, misalnya, untuk keperluan impor bahan baku produk industri berorientasi ekspor.
Prijono menilai, arah kebijakan ekonomi pemerintah secara umum sudah benar. Namun, ia berharap dapat didorong menjadi di atas 6 persen.