JAKARTA, KOMPAS--Keyakinan pasar mengenai kondisi fundamen perekonomian Indonesia menjadi sentimen positif bagi pasar. Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan menguat pada penutupan perdagangan di awal pekan ini, Senin (9/7/2018).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada posisi 5.807,375 atau menguat 1,975 persen. Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia kemarin, posisi terendah IHSG adalah 5.716,394 pada pukul 9.10 WIB, sedangkan posisi tertinggi 5.817,447 pada pukul 15.44 WIB.
Dengan posisi pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG merosot 8,63 persen sejak awal tahun ini. Di ASEAN, negara yang bursa sahamnya anjlok paling dalam sejak awal tahun ini adalah Filipina, yakni 16,03 persen.
Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, menilai, penguatan IHSG pada awal pekan ini didorong sentimen positif. Sentimen itu berupa fundamen perekonomian RI yang dinilai masih kuat.
“Posisi cadangan devisa pada akhir Juni sebesar 119,8 miliar dollar AS terlihat masih menunjukkan dalam kondisi kuat,” kata William di Jakarta, Senin.
Berdasarkan data Bank Indonesia, cadangan devisa RI per akhir Desember 2017 sebesar 130,196 miliar dollar AS. Dengan demikian, sepanjang semester I-2018, cadangan devisa merosot 10,357 miliar dollar AS.
Meski demikian, data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, investor asing membukukan jual bersih Rp 487,79 miliar pada perdagangan kemarin. Dengan demikian, sejak awal tahun ini, investor asing membukukan jual bersih Rp 51,236 triliun.
Kemarin, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate sebesar Rp 14.332 per dollar AS. Nilai tukar ini lebih kuat dibandingkan dengan akhir pekan lalu yang sebesar Rp 14.409 per dollar AS.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah kemarin berdampak positif, kendati masih ada aksi jual investor asing. Selain itu, lanjut Reza, laju bursa saham Asia bergerak positif kendati para pelaku pasar tetap mencermati dampak pemberlakuan tarif dagang antara Amerika Serikat dan China.
Pelaku pasar kembali masuk ke bursa setelah melihat kondisi bursa saham AS pada akhir pekan lalu juga positif. “Kedua hal ini cukup membantu IHSG untuk kembali menguat pada perdagangan pekan ini,” ujarnya.
Reza berharap kebijakan tarif dagang antara AS-China tidak berdampak negatif secara jangka panjang. Sebab, hal itu bisa berpotensi menimbulkan gejolak pada kondisi perekonomian global.
Masuk bursa
Kemarin, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) mulai melantai di BEI. Pada penutupan perdagangan, harga sahamnya Rp 1.715 per lembar.
Emiten berkode IPCC ini akan menggunakan 50 persen perolehan dana dari penawaran saham perdananya untuk mengembangkan usaha, di antaranya pengembangan terminal, perluasan lahan, serta penambahan kapasitas dan fasilitas.
"Sisanya sebesar 25 persen untuk perpanjangan kontrak sewa lahan jangka panjang. Dan yang 25 persen lagi untuk modal kerja Perseroan untuk mendukung kegiatan operasional," kata Direktur Utama IPCC Chiefy Adi Kusmargono.