Pelaksana Aliran Kendaraan Tanpa Henti akan Dilelang
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Badan usaha penyelenggara sistem aliran kendaraan tanpa henti di jalan tol akan segera dilelang. Namun demikian, penerapan sistem tersebut dipastikan mundur dari jadwal. Asosiasi Tol Indonesia meminta pemerintah agar sistem tersebut aman bagi badan usaha jalan tol.
"Kajian tentang BUP (badan usaha pelaksana) sudah selesai disusun. Tugas BUP adalah membangun sistem termasuk menyediakan peralatan untuk transaksi di jalan tol," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna, Senin (9/7/2018), di Jakarta.
Dalam program elektronifikasi jalan tol, sistem aliran kendaraan tanpa henti atau multi lane free flow direncanakan mulai diterapkan Desember tahun ini. Program tersebut telah dimulai secara bertahap melalui penerapan transaksi non tunai di seluruh ruas tol yang dilanjutkan dengan integrasi sistem transaksi.
Herry mengatakan, BUP akan dibentuk oleh sebuah konsorsium yang memenangkan lelang. Sementara BUP menyelenggarakan sistem transaksi di jalan tol, perbankan membuat akun bagi pengguna jalan tol. Transaksinya bisa prabayar atau pascabayar, yakni melalui kartu kredit.
Menurut Herry, penerapan sistem aliran kendaraan tanpa henti memang terlambat dari jadwal. Pihaknya akan sesegera mungkin melelang untuk mencari BUP yang diperkirakan memakan waktu 6 bulan. Kemudian masih diperlukan waktu pemasangan peralatan untuk mendukung sistem aliran kendaraan tanpa henti sekitar 6 bulan.
Terkait penerapan sistem aliran kendaraan tanpa henti dengan integrasi sistem transaksi, lanjut Herry, pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menguntungkan bagi pengguna tol jarak jauh. Di perkotaan, akan diterapkan sistem transaksi terbuka dengan tarif merata, sedangkan transaksi tertutup berdasarkan jarak diterapkan di tol antar kota.
"Masyarakat perkotaan didorong untuk menggunakan angkutan publik. Saat multi lane free flow diterapkan di tol dengan sistem terbuka, alat pendeteksi kendaraan hanya akan diletakkan di gerbang masuk tol saja," ujar Herry.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Asosiasi Tol Indonesia Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, penerapan sistem aliran kendaraan tanpa henti sudah tidak terelakkan di tengah semakin banyaknya kendaraan. "Kemacetan di gerbang tol akan tidak terhindarkan sementara penambahan gerbang tol tidak dimungkinkan karena lahan terbatas," kata Sunarto.
Namun demikian, badan usaha jalan tol meminta agar pemerintah memastikan sistem tersebut aman dan dapat diandalkan oleh badan usaha jalan tol. Oleh karena itu, selain teknologi, diperlukan peraturan yang bisa menjamin pelaksanaan di lapangan.
Menurut Sunarto, penerapan transaksi secara non tunai di seluruh jalan tol menjadi tahap penting menuju sistem aliran kendaraan tanpa henti. Namun demikian, berkaca dari pengalaman integrasi sistem transaksi ruas tol, pemerintah mesti menyosialisasikannya jauh-jauh hari agar masyarakat memahami dan menyesuaikan.