JAKARTA, KOMPAS - Bank Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah akan menguat pada semester II 2018. Penguatan akan terjadi seiring langkah Bank Indonesia yang telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sebesar total 100 basis poin selama periode Mei - Juni 2018.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di posisi 14.391 per dollar AS pada penutupan perdagangan 11 Juli 2018.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Rabu (11/7/2018) di Jakarta mengatakan, potensi penguatan muncul karena BI menerapkan strategi preemptive, front loading, dan ahead the curve terkait kebijakan suku bunga acua.
Saat ini, suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di level 5,25 persen. Perry menilai dengan besaran tersebut, pasar keuangan Indonesia kembali kompetitif dibandingkan negara-negara setara lainnya dalam memperebutkan investasi portofolio global.
Kondisi di pasar keuangan pun kini bertambah positif, ditandai dengan masuknya kembali arus modal asing melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN). Kondisi itu turut menjadi salah satu poin positif yang mendorong stabilitas nilai tukar.
Menurut Perry, depresiasi rupiah masih lebih baik dibandingkan negara lainnya. Pelemahan rupiah sebesar 5,6 persen (year to date/ytd) masih jauh lebih rendah dibandingkan pelemahan mata uang Filipina, India, Brazil, Korea Selatan, dan Turki.
“Kami juga sudah perhitungkan langkah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserved, yang masih akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali,” ujarnya. Selain itu, BI telah memperhitungkan European Central Bank (ECB) yang akan mulai melakukan tapering atau pengurangan pembelian obligasi.
Tergerus
Sementara itu, intervensi pasar yang dilakukan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar terus menggerus cadangan devisa.
Data dari BI menyebutkan, cadangan devisa negara pada Juni 2018 sebesar 119,83 miliar dollar AS. Jumlah itu terus turun dari Mei 2018 sebesar 122,9 miliar dollar AS, April 2018 sebesar 124,87 miliar dollar AS, dan Maret 2018 sebesar 126 miliar dollar AS.
Perry mengatakan, BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta memperkuat implementasi reformasi struktural.