JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Gorontalo menawarkan pengembangan Rumah Sakit dr Hasri Ainun Habibie kepada pihak swasta dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha.
Rencana penawaran disampaikan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan nilai investasi sebesar Rp 842 miliar. Menurut rencana, rumah sakit tersebut akan menjadi rujukan untuk pengobatan mata, ginjal, dan jantung.
”Kami optimistis proyek ini diminati swasta. Sebab, tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit Gorontalo terbilang tinggi atau rata-rata 75 persen. Tidak hanya di Gorontalo, Rumah Sakit Ainun Habibie ini akan menjadi rujukan bagi pasien yang berasal dari sejumlah wilayah di Sulawesi Utara,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gorontalo Budiyanto Sidiki melalui siaran pers, Rabu (11/7/2018), seusai pertemuan di kantor BKPM, Jakarta.
Saat ini, Rumah Sakit Ainun Habibie yang berada di Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, masih bertipe D. Dengan rencana pengembangan tersebut, rumah sakit ini diharapkan bisa naik ke tipe B dengan kapasitas 200 tempat tidur.
Adapun investasi utama pengembangan Rumah Sakit Ainun Habibie terdiri dari pengerjaan fisik Rp 490,4 miliar dan pengadaan alat kesehatan Rp 184,8 miliar.
”Investor akan mendapat jaminan pemerintah untuk pembiayaan pengembangan rumah sakit ini,” ujar Budiyanto.
Sementara itu, Direktur BKPM Yos Harmen menambahkan, penawaran kepada investor akan digelar pada 18 Juli 2018 di kantor BKPM di Jakarta. Beberapa instansi yang akan diundang pada penawaran itu adalah perbankan, perusahaan konstruksi, konsultan, perusahaan penyedia alat kesehatan, dan sejumlah perwakilan negara sahabat.
”Penawaran ini akan berfokus pada pemaparan profil proyek kepada calon investor. Nanti akan dibahas mengenai skema pembiayaan, spesifikasi proyek, serta perizinan. Nanti juga akan menerima masukan dari calon investor mengenai apa yang mereka inginkan apabila berminat pada penawaran kerja sama itu,” tutur Yos.