Akses Pemasaran UMKM Wilayah Timur Indonesia Diperluas
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Akses pemasaran produk-produk daerah di wilayah timur Indonesia terus diperluas. Beberapa upaya yang dilakukan adalah melalui perdagangan daring atau e-dagang, peningkatan kualitas produk, dan perkuatan komunitas e-dagang.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan ”Belajar Ngelapak Bersama Komunitas (BNBK)” di Palu, Sulawesi Tengah, 14-15 Juli 2018. Kegiatan yang digelar Komunitas Bukalapak dan JNE itu bertujuan melatih calon-calon pelapak mulai dari membuka lapak, mempromosikan atau mendeskripsikan produk, hingga mengirim barang.
Community Manager Bukalapak Mega Tri Agustina mengatakan, potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah timur Indonesia sangat besar. Selama ini, akses pasar mereka masih terbatas di sekitaran daerah.
Kalaupun bisa menembus sejumlah daerah lain, promosi mereka masih terbatas dengan menggunakan sejumlah media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Untuk itu, melalui kegiatan BNBK, pelaku UMKM dan mereka yang tengah merintis kewirausahaan dapat memanfaatkan Bukalapak untuk memperluas akses pasar.
”Pelaku UMKM bisa memasarkan produknya secara mandiri dan daring. Adapun masyarakat yang tertarik berwirausaha dapat menjadi pedagang daring dengan mengambil dan memasarkan kembali produk-produk UMKM secara daring. Hal itu akan membantu pelaku UMKM memasarkan produknya juga,” tuturnya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Ketenagakerjaan Kota Palu Setyo Susanto mengemukakan, akses pemasaran produk daerah Palu memang masih terbatas. Untuk itu, pengembangan ekonomi digital sangat diperlukan, salah satunya dengan memasarkannya secara daring.
Melalui pengembangan ekonomi digital, produk lokal bisa menjangkau pasar nasional, bahkan internasional. Namun, upaya itu perlu dibarengi dengan perkuatan sumber daya manusia di sektor UMKM dan peningkatan kualitas produk.
”Perkuatan kualitas produk sangat diperlukan agar bisa diterima pasar. Peran kami adalah memperkuat produk-produk UMKM daerah agar lebih berdaya saing, baik dengan produk-produk di Jawa maupun internasional,” ujarnya.
Setyo berharap, setelah mendapat pasar, pelaku UMKM tidak hanya mengejar kuantitas produk. Mereka perlu juga menjaga kualitas produk. Ia optimistis, ke depan ekonomi digital akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi daerah.
Head of Marketing Communication Division JNE Mayland Hendar Prasetyo mengatakan, JNE akan membantu dari sisi logistik dan distribusi. ”Salah satu aspek penting dalam berjualan online adalah jalur distribusi yang efisien dan aman,” ucapnya.
Pelatihan
Dalam program BNBK di Palu, calon pelapak atau wirausaha mendapatkan pelatihan secara bertahap. Materi yang diberikan pada hari pertama adalah pengenalan tentang Bukalapak sebagai laman pemasaran yang bisa membantu bisnis peserta agar lebih maksimal hingga cara mengoptimalisasi pemasaran barang jualan di Bukalapak.
Peserta juga diperkenalkan tentang Komunitas Bukalapak sebagai wadah bagi pelapak untuk bertukar pengalaman mengoptimalkan bisnis daring mereka.
Pada hari kedua, Komunitas Bukalapak Palu mengadakan pelatihan bedah lapak dan bedah produk. Peserta diberikan kesempatan untuk menggali wawasan mengenai teknik pengambilan foto produk dan menulis deskripsi barang yang baik dan benar. Materi tentang keamanan berjualan di Bukalapak juga diberikan kepada peserta.