Kebutuhan Listrik Mesin Pendingin Udara Kian Dominan
Oleh
ARIS PRASETYO
·1 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengatakan, kebutuhan listrik untuk mesin pendingin udara di kawasan ASEAN akan tumbuh 35 persen pada 2050. Pada saat yang sama, kebutuhan listrik untuk mesin pendingin tersebut adalah yang terbesar dibanding untuk kebutuhan industri dan lampu penerangan. Di Indonesia, rumah tangga yang memakai mesin pendingin udara diperkirakan sebanyak 10 persen.
"Kebutuhan listrik untuk mesin AC (pendingin udara) akan meningkat drastis di masa mendatang. Pemilihan alat yang efisien dan hemat listrik menjadi sangat penting," ucap Fatih dalam paparannya di kantor Kementerian ESDM, Senin (16/7/2018), di Jakarta.
Data IEA menunjukkan, mesin pendingin udara mengambil porsi 35 persen dari total kebutuhan tenaga listrik di 2050. Berikutnya adalah industri (26 persen), lampu listrik (21 persen), bangunan (11 persen), dan lain-lain (7 persen). Listrik tenaga uap dari pembakaran batubara masih dominan sebagai pilihan energi primer pembangkit sebesar 38 persen. Berikutnya adalah energi terbarukan (25 persen), gas (23 persen), nuklir (10 persen), dan minyak (4 persen). Namun, diperkirakan gas alam cair akan dominan sebagai pilihan sumber energi utama di masa mendatang.