JAKARTA, KOMPAS--Perusahaan yang menawarkan saham perdana di pasar modal Indonesia pada tahun ini bisa melebihi target. Kondisi ini didukung stabilitas iklim investasi di dalam negeri.
Optimisme itu dituangkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan merevisi target penawaran saham perdana (IPO) menjadi 44 perusahaan pada tahun ini. Sebelumnya, BEI menargetkan 35 perusahaan akan IPO di sepanjang tahun ini.
Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan, keputusan revisi target dilakukan setelah BEI berbicara dengan sejumlah perusahaan penjamin emisi. Memasuki semester II-2018, masih ada 14 perusahaan yang akan melakukan IPO. “Secara hitung-hitungan matematika, tahun ini total perusahaan IPO bisa mencapai 44 perusahaan. Jumlah ini belum mengantisipasi penambahan pendaftaran," ujarnya.
Memasuki semester II-2018, sebanyak 30 perusahaan telah mencatatkan saham di pasar modal Indonesia.
Nyoman menuturkan, BEI juga melakukan sejumlah cara untuk menjaga langkah perusahaan melantai di bursa saham. BEI antara lain mendekati anak-anak usaha BUMN agar mau melepas saham perdana.
Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 0,655 persen atau 38,916 poin ke posisi 5.905,158.
Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan, BEI akan mengevaluasi sekitar 30 indeks yang ada di pasar modal untuk disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
“Eliminasi atau penambahan memungkinkan dilakukan sesuai dengan perkembangan pasar. Meskipun dari sisi jumlah sebenarnya 30 perusahaan itu masih tergolong sedikit,” ujarnya.
Pihaknya meminta masukan dari manajer investasi dan pengelola keuangan korporasi terkait sektor atau dasar yang akan dijadikan indeks. Sejumlah indeks yang berpotensi dikembangkan di antaranya indeks finansial, indeks media, serta indeks perusahaan ramah lingkungan.