JAKARTA, KOMPAS--Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG merosot dalam dua hari perdagangan berturut-turut. Investor mulai mengambil keuntungan dari kenaikan IHSG sepanjang pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan Selasa (17/7/2018), IHSG melemah 0,74 persen atau 43,65 poin ke level 5.861,51. Hari sebelumnya, IHSG juga berakhir di zona merah, melemah 0,65 persen atau 38,92 poin ke level 5.905,16.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG bergerak pada kisaran posisi 5.840,94-5.884,80. Sebanyak 156 saham nilainya menguat, 224 saham melemah, dan 217 saham tetap.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 7,77 persen sejak awal tahun. Sepanjang perdagangan kemarin, hanya tiga sektor yang kinerjanya menguat di bursa saham, yakni sektor pertanian; properti, real estate, dan konstruksi; serta infrastruktur dan transportasi.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta mengatakan, pelemahan IHSG terjadi seiring aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar. Aksi ini dilakukan setelah selama lima hari berturut-turut perdagangan saham menguat.
“Kenaikan IHSG kemarin dimanfaatkan para pemain pasar yang ingin mencari untung dari kenaikan tersebut,” ujar Nafan.
RTI Infokom mencatat, investor membukukan transaksi Rp7,71 triliun dengan volume 8,78 miliar lembar saham. Dalam perdagangan di seluruh pasar kemarin, investor asing membukukan jual bersih Rp 735,2 miliar. Sejak awal tahun ini, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 50,732 triliun.
Data neraca perdagangan Indonesia yang surplus 1,74 miliar dollar AS pada Juni 2018, menurut Nafan, tidak mampu membawa IHSG ke arah positif.
Eksternal
Untuk faktor eksternal, Nafan menilai, pelaku pasar global cenderung menunggu pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, Jerome Powell di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat AS. . “Kemungkinan besar akan ada pembahasan terkait efek perang dagang terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS,” tambah Nafan.
Di Asia, mayoritas indeks saham melemah. Pelemahan bursa saham di Asia antara lain ditunjukkan indeks Kospi di Korea Selatan yang turun 0,18 persen dan indeks Hang Seng di Hong Kong yang turun 1,25 persen.
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus, mengatakan, selain menunggu pernyataan petinggi The Fed, pelaku pasar menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Rapat Dewan Gubernur BI akan berlangsung dua hari, pada Rabu (18/7) dan Kamis (19/7).
Pernyataan yang muncul dari kedua agenda tersebut akan memberi pandangan ekonomi untuk masa mendatang. “Implikasinya tidak hanya kepada rupiah, tetapi juga kepada pasar modal secara keseluruhan,” kata Maximilianus.
Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 14.391 per dollar AS. Nilai tukar ini menguat tipis dibandingkan dengan Senin (16/7) yang sebesar Rp 14.396 per dollar AS.