JAKARTA, KOMPAS--Pemerintah menjamin kepastian investasi hulu minyak dan gas bumi dengan mempercepat keputusan pengelolaan wilayah kerja sebelum masa kontraknya berakhir. Nasib 22 wilayah kerja yang habis masa kontraknya sampai dengan 2026 akan diputuskan tahun ini.
Kontraktor pemenang lelang dituntut meningkatkan eksplorasi untuk menambah cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, pemerintah masih membutuhkan dukungan investor untuk mengembangkan lapangan migas. Percepatan keputusan hak kelola wilayah kerja migas diyakini dapat memberi kepastian berinvestasi.
Sebaliknya, keputusan yang ditunda akan menimbulkan ketidakpastian yang kontra produktif dengan upaya pemerintah menggenjot investasi.
"Untuk 22 wilayah kerja migas yang bakal habis kontraknya sampai dengan 2026, segera diputuskan tahun ini. Ini adalah upaya untuk menjamin kepastian investasi hulu migas," ujar Ego seusai penandatanganan hasil penawaran tiga wilayah kerja migas kepada kontraktor, Selasa (17/7/2018), di Jakarta.
Dari 22 blok migas tersebut, terdapat Blok Rokan di Riau yang saat ini digarap PT Chevron Pasific Indonesia. Saat ini, blok tersebut termasuk blok penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia dengan produksi mencapai 212.000 barrel per hari. Kontrak Blok Rokan akan berakhir pada 2021.
Blok lain yang menghasilkan minyak dalam jumlah besar adalah Blok Cepu dengan produksi 209.000 barrel per hari.
Dampak positif
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mengatakan, percepatan keputusan kelanjutan pengelolaan wilayah kerja migas berdampak positif terhadap investor. Rencana kerja dan keputusan investasi bisa dilakukan lebih dini. Dengan demikian, penurunan produksi minyak maupun gas bumi bisa dihindari.
"Keputusan yang dipercepat akan memberi kejelasan bagi investor. Misalnya, sebuah kontrak blok migas diperpanjang, maka kontraktornya dapat segera melakukan investasi pengembangan lapangan atau peningkatan produksi lebih awal," ujar Komaidi.
Sebaliknya, lanjut Komaidi, jika mendekati batas akhir kontrak belum ada keputusan apa pun dari pemerintah mengenai kelanjutan pengelolaan blok tersebut, maka dapat menimbulkan ketidakpastian. Rencana investasi bisa tertunda. Dampak paling buruk, produksi migas di lapangan itu bisa menurun.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya mendorong kontraktor migas menggenjot eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru. Tanpa eksplorasi, cadangan tidak akan bertambah dan ketergantungan terhadap impor akan tinggi. Komitmen eksplorasi tertuang dalam penandatangan kontrak.
"Untuk tiga wilayah kerja migas yang ditandatangani, kontraktor berkomitmen melakukan studi geologi dan geofisika, termasuk survei seismik dua dimensi. Total komitmen investasinya 40,9 juta dollar AS," kata Djoko.
Ketiga wilayah kerja itu adalah Blok East Ganal di Selat Makassar, East Seram di Maluku, dan South East Jambi di Jambi. (APO)
East Ganal dimenangkan oleh Eni East Ganal Limited, East Seram dimenangkan balam Energy Pte Ltd, sedagkan South East Jambi dimenangkan konsorsium Repsol South East Jambi BV dan MOECO South East Jambi BV.
Eksplorasi untuk mendapat cadangan baru minyak dan gas bumi di Indonesia dinilai mengkhawatirkan. Dari target pengeboran 104 sumur eksplorasi tahun ini, selama semester I-2018 baru terealisasi 11 sumur.
Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi anggaran pada wilayah kerja eksplorasi di 2017 sebesar 162 juta dollar AS. Angka itu jauh di bawah realisasi anggaran eksplorasi 2016 yang sebesar 285,6 juta dollar AS. Tahun ini, pemerintah berharap realisasi anggaran eksplorasi bisa mencapai 680 juta dollar AS.