JAKARTA, KOMPAS — Platform berjualan barang dalam jaringan melalui perdagangan elektronik atau e-dagang tak hanya menyasar generasi milenial yang tumbuh bersama teknologi. Strategi pemasaran di luar jaringan juga dilakukan untuk menarik konsumen secara luas, termasuk generasi pascaperang atau baby boomers.
Dalam diskusi bertajuk ”Working with Millennials”, Marketing Manager Shopee Indonesia Monica Vionna mengatakan, untuk menjaring generasi lainnya, strategi pemasaran dilakukan dengan memasang iklan di media konvensional, seperti televisi dan reklame.
”Kanal pemasaran kami bersifat 360 derajat. Sebab, untuk menjaring konsumen lainnya, kami tidak bisa berpusat pada iklan di sosial media yang memang dekat dengan milenial. Namun, untuk beberapa kota, kanal pemasaran kami dilakukan dengan strategi yang berbeda agar mampu menarik konsumen selain milenial,” ujar Monica, Rabu (18/7/2018), di Jakarta.
Namun, Monica mengakui cukup sulit menarik konsumen Shopee dari generasi pascaperang. Sebab, generasi tersebut tidak tumbuh bersama teknologi seperti halnya generasi milenial.
Saat ini konsumen terbesar Shopee berusia 25-35 tahun. Hal ini menunjukkan milenial masih mendominasi pasar e-dagang. ”Sebab, generasi milenial dekat dengan e-dagang. Selain dekat dengan teknologi, kecepatan dan kepraktisan menjadi alasan mereka untuk belanja melalui e-dagang,” kata Monica.
Berdasarkan data internal Shopee, sebanyak 48 juta orang di Indonesia mengunduh aplikasi e-dagang tersebut. Pada triwulan I-2018, Shopee meraih gross merchandise volume (GMV) sebesar 1,8 miliar dollar AS di Indonesia. Pendapatan tersebut hampir menyentuh setengah dari total pendapatan tahun lalu sebesar 4,1 miliar dollar AS.
Tahun ini, Shopee menargetkan pendapatan 8,2 miliar-8,7 miliar dollar AS di tujuh negara di kawasan Asia Pasifik–yakni Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina–dan Taiwan.
Peran milenial
Badan Pusat Statistik memproyeksikan, pada 2020, proporsi generasi milenial akan mencapai 34 persen dari total penduduk. Dengan kondisi itu, perekonomian Indonesia ditentukan generasi milenial. Generasi ini tumbuh seiring berkembangnya teknologi informasi, khususnya internet dan gawai.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, Head of Human Resource Shopee Indonesia Jenny Simon mengatakan, generasi milenial merupakan faktor penentu dalam perkembangan e-dagang. Adapun industri ini membutuhkan sumber daya manusia yang terbuka terhadap teknologi, tanggap, dan kreatif.
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki generasi milenial tersebut, Shopee mengedepankan generasi itu dalam kinerja perusahaan. Saat ini Shopee memiliki sekitar 1.600 karyawan yang 90 persen di antaranya berusia di bawah 30 tahun.
”Sebagai perusahaan yang bergerak di industri yang dinamis, karyawan milenial kami terbukti membantu perusahaan ini untuk beradaptasi dan tumbuh dengan cepat dalam menghadapi persaingan,” kata Jenie.
Seperti diberitakan Kompas (11/6/2018), Financial Times sudah memperingatkan bahwa generasi milenial akan mengambil porsi terbesar pasar pada tahun depan dan menyebutnya sebagai momen milenial. Mereka berada di kisaran umur yang menentukan aktivitas ekonomi ke depan.
Penulis buku Generasi Langgas: Millenials Indonesia (2016), Yoris Sebastian, mengatakan, adaptasi diperlukan oleh perusahaan untuk menghadapi pertumbuhan generasi milenial di masa depan.
”Perusahaan harus mencoba memahami generasi milenial karena kebutuhan mereka sudah berbeda. Terpenting adalah hubungan antara karyawan dan atasan terjalin agar mereka bisa lebih produktif,” kata Yoris. (E14)