Memulai untuk berbisnis tentu tidak hanya memikirkan bagaimana membuat dan memasarkan produk. Ada hal lain yang perlu diperhatikan, yakni mengurus keuangan. Meski tanpa berlatar belakang pendidikan manajemen keuangan, bukanlah alasan bagi pebisnis untuk tidak mengurus keuangan dengan benar.
Walau perusahaan itu masih kecil atau dikelola keluarga, keuangan perusahaan tetap harus diurus. Kebiasaan-kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik juga akan menjadi fondasi yang baik pula bagi perusahaan.
Dengan memiliki laporan keuangan, akan terlihat apakah bisnis yang kita jalankan untung, rugi, atau hanya impas untuk membayar biaya-biaya yang dikeluarkan. Kalau bisnis yang dijalankan ternyata merugi, ada kemungkinan bisnis itu tidak layak diteruskan. Ingat, kelayakan bisnis dapat diketahui berdasarkan laporan keuangan.
Ingat, kelayakan bisnis dapat diketahui berdasarkan laporan keuangan.
Laporan keuangan ini juga dapat menjadi dasar untuk mengambil keputusan bisnis. Misalnya, ternyata pengeluaran untuk sewa tempat semakin mahal dan menjadi beban terbesar, maka harus ada strategi baru untuk mengatasi hal itu, seperti pindah ke tempat yang lebih rendah harga sewanya atau langkah lain.
Laporan pajak
Pebisnis yang baik tentu akan melaporkan pajaknya. Laporan keuangan yang berisi omzet yang didapatkan, berapa laba yang diperoleh akan terkait pelaporan pajak. Laporan keuangan yang rapi pun mempermudah pelaporan pajak.
Pelaporan keuangan untuk usaha mikro dan kecil hingga menengah sebenarnya tidak rumit. Dapat dibuat secara manual tanpa memerlukan sistem akuntansi yang terlalu canggih. Konsistensi pelaporan menjadi penting karena pembukuan dilakukan secara manual.
Untuk menyusun laporan keuangan, ada beberapa akun transaksi keuangan yang perlu dibuat. Transaksi keuangan itu, misalnya, catatan arus kas. Catatan arus kas berisi catatan keluar masuknya uang tunai.
Catatan ini mencerminkan tentang aktivitas bisnis. Misalnya, berapa rupiah yang didapatkan dari aktivitas bisnis dan berapa rupiah yang dikeluarkan untuk membiayai aktivitas tersebut.
Pencatatan pengeluaran
Pembukuan lain adalah tentang biaya. Buku ini berisi semua catatan pengeluaran yang terkait bisnis. Misalnya, ketika kita berbisnis kue di rumah, jangan lupa menghitung berapa gas dan listrik yang digunakan untuk berbisnis.
Demikian pula dengan pengeluaran untuk mengirim barang. Tidak hanya komponen biaya kirim saja, tetapi juga biaya untuk pergi ke tempat perusahaan ekspedisi. Semua biaya yang terkait dengan bisnis harus dihitung walau mungkin tagihannya masih menjadi satu dengan tagihan di rumah.
Semua biaya yang terkait dengan bisnis harus dihitung walau mungkin tagihannya masih menjadi satu dengan tagihan di rumah.
Pembelian barang dagangan juga menjadi transaksi penting dan sebaiknya dibukukan dengan rapi terlebih bagi perusahaan dagang. Berapa unit barang yang dibeli, bagaimana cara pembeliannya apakah dengan tunai atau kredit, atau dengan cara campuran tunai dan kredit.
Selain jumlah unit barang yang dibeli, perlu dicatat juga berapa harganya. Harga pembelian barang yang sama bisa jadi berbeda karena terjadi fluktuasi harga.
Catatan berikutnya adalah persediaan barang dagangan. Barang dagangan yang dibeli sebaiknya dicatat dengan teliti. Persediaan barang dagangan merupakan aset perusahaan yang dibeli dan disimpan lalu dijual kembali dan perusahaan mendapatkan keuntungan.
Persediaan barang dagangan bisa merupakan aset menganggur yang menunggu akan dijual. Pencatatan dalam akun persediaan barang dagangan merupakan catatan aktivitas pembelian barang yang akan dijual kembali tanpa mengubah bentuk fisik barang tersebut.
Misalnya, pencatatan di toko Kopi Kita. Toko itu mencatat volume kopi yang dibeli juga harganya.
Pada bulan Januari, ambil contoh, toko Kopi Kita membeli 50 kilogram kopi Bajawa seharga Rp 2,5 juta. Pada akhir bulan Januari, tersisa 20 kilogram kopi Bajawa. Sementara kopi Bajawa sebanyak 30 kilogram terjual dengan harga Rp 70.000 per kilogram.
Semua aktivitas akuntansi ini lalu dicatat dalam persediaan barang dagangan.
Selain itu, ada lagi catatan terkait piutang. Kepada siapa, misalnya, kita memberikan barang tanpa menerima uang berikut volumenya. Misalnya, ada kafe Gelas Kopi yang mengambil 10 kilogram kopi dari Toko Kopi Kita seharga Rp 750.000, tetapi baru akan dibayar pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Catatan ini mempermudah kita untuk mengetahui siapa saja yang berutang kepada kita. Harga untuk pembelian barang secara utang biasanya juga lebih tinggi daripada pembelian secara tunai.
Berlawanan dengan piutang, sebagai pembeli Toko Kopi Kita juga dapat berutang. Pembelian kopi dari koperasi tidak selamanya dibayar tunai. Dapat saja Toko Kopi Kita berutang atas pembelian 50 kilogram kopi seharga Rp 2,5 juta yang akan dibayar dua bulan kemudian.
Catatan akuntansi yang dicontohkan itu merupakan elemen dasar untuk menyusun laporan keuangan usaha kecil. Ingat, tertib administrasi akan banyak membawa manfaat meski usaha yang kita jalankan masih berskala kecil.