JAKARTA, KOMPAS Perdagangan secara elektronik atau e-dagang merupakan salah satu cara untuk memperluas pasar produk ekonomi kreatif. Namun, pelaku ekonomi kreatif berskala mikro, kecil, dan menengah masih terkendala cara mengakses platform dalam jaringan ini.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memerlukan fasilitator sebagai perantara bisnis, yang kerap disebut agregator. Melalui perantara bisnis ini, UMKM tak perlu membuka flatform daring sendiri.
Ketua Bidang Edukasi Ritel Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Mohamad Rosihan di sela-sela diskusi Strategi Perluasan Akses Pasar Global melalui E-Commerce, Minggu (22/7/2018), di Jakarta, menyebutkan beberapa contoh agregator ekspor, yaitu Bandros.co.id dan brikatsuper.com. Mereka menawarkan fasilitas perantara atau penghubung ekpor barang dengan model bisnis ke bisnis (B2B) dan ritel.
"Pemerintah sedang menggulirkan wacana dan upaya mendorong ekspor nonmigas melalui metode e-dagang. Pembahasan peraturan pelaksana Peta Jalan E-Dagang 2017-2017 juga membahas fasilitasi ekspor. Kami menyambut positif," ujar Rosihan.
Rosihan mengatakan, langkah pelaku usaha swasta memfasilitasi ekspor barang ekonomi kreatif sudah banyak terdengar. Namun, masih banyak yang menggunakan model bisnis ke bisnis.
Menurut dia, ekspor produk ekonomi kreatif secara ritel juga tak kalah potensial. Ia menyebutkan AliExpress -perusahaan daring di bawah jaringan Alibaba Group- kian diminati masyarakat dunia. Volume pengiriman barang dari transaksi di platform itu cukup besar.
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) melaporkan, sekitar 7 persen bisnis e-dagang melintasi perbatasan antarnegara, dengan nilai sekitar 189 miliar dollar AS.
Pertumbuhan penjualan melalui e-dagang yang melintasi batas antarnegara semakin meningkat. Di China, pada 2017, ekspor barang hasil transaksi e-dagang melonjak 41,6 persen dalam setahun, sedangkan impor meningkat 116,4 persen (Kompas, 25/6/2018).
Sudah ekspor
Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Boni Pudjianto mengungkapkan, sudah ada sejumlah pelaku UMKM di sektor ekonomi kreatif yang mengekspor barang secara ritel dan bisnis dengan bisnis melalui e-dagang. Pelaku UMKM ini antara lain bertransaksi melalui eBay.
"Secara nasional, sekitar 60 persen kategori barang yang diperjualbelikan ritel dengan metode e-dagang di salah satu laman pemasaran lokal adalah hasil ekonomi kreatif. Namun, pada saat bersamaan, asalnya barang tidak banyak buatan produsen lokal," tutur dia.
Boni mengakui, Bekraf lebih aktif memfasilitasi pelaku UMKM yang mengakses pasar dengan cara luar jaringan (luring). Cara mengakses pasar itu misalnya melalui pameran.
Hasil survei idEA di sembilan kota pada 2017 menemukan, 66 persen UMKM berjualan menggunakan media sosial, 17 persen memanfaatkan laman pemasaran, dan 13 persen berjualan melalui aplikasi atau laman milik sendiri.
Sementara itu, Co-Founder dan CEO Qlapa -laman pemasaran khusus produk ekonomi kreatif buatan tangan- Benny Fajarai mengungkapkan, pelaku UMKM ekonomi kreatif memiliki karakter berbeda-beda. Sebagian pelaku melakoni profesinya layaknya hobi. Akibatnya, kelanjutan bisnisnya kurang diperhatikan.
Ada juga yang bermental seperti seniman, yakni memiliki produk unik dan kreatif. Akan tetapi, kurang mempertimbangkan konsistensi usaha. Di sisi lain, ada pelaku usaha yang memiliki ide kreatif, produksinya lancar, dan mengedepankan bisnis jangka panjang.
Semua kondisi itu menjadi tantangan dalam memajukan UMKM ekonomi kreatif.
Benny menggambarkan, pada awal mengelola Qlapa, ada 7.000 pelaku usaha yang bergabung. Kini, hanya ada 4.000 pelaku usaha. Adapun jenis barang yang dijual lebih dari 100.000 kode unik barang.
Qlapa, tambah Benny, menilai ketat pelaku usaha yang hendak bergabung, yakni harus sebagai produsen, bukan penjual kembali. "Kami ingin mendidik mitra agar tidak selamanya menjadi UMKM, sehingga bisa tumbuh besar dan tidak lagi bergabung dengan kami," ujar Benny.
Berdasarkan data Bekraf, ekspor produk ekonomi kreatif pada 2016 sebesar 19,99 miliar dollar AS. (MED)