Ragam Pangan Nusantara Ditargetkan ke Pasar Global
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai macam produk pangan Indonesia berpotensi menembus pasar global. Demi menstimulasi dan mengembangkan relasi bisnis, Badan Ketahanan Pangan berencana memamerkan produk-produk pangan Nusantara.
Ragam produk itu akan dipamerkan dalam Gelar Pangan Nusantara yang diadakan di Balai Kartini, Jakarta, pada 27-29 Juli 2018. ”Saya harap ada 100 kerja sama bisnis terhadap produk-produk pangan yang dipamerkan,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Relasi bisnis itu ditargetkan dapat meningkatkan daya saing produk pangan Nusantara, misalnya, dari segi kualitas dan tampilan produk serta kemasannya. Agung menambahkan, pihaknya menyasar pelaku bisnis yang memiliki relasi dengan pasar global sehingga nantinya dapat membawa produk Indonesia ke kancah internasional.
Dalam pameran tersebut, ada 350 produk pangan yang ditampilkan dalam 136 gerai. Agung menyebutkan, produk-produk itu berasal dari semua provinsi di Indonesia.
Selain itu, Agung juga mengharapkan adanya tinjauan dari lembaga-lembaga riset, penelitian, dan pengembangan terkait teknologi pangan. Dia menilai pentingnya peran lembaga-lembaga tersebut untuk meningkatkan daya saing hingga tingkat internasional.
Secara jangka panjang, Agung melihat pameran ini dapat menciptakan permintaan produk pangan nasional. ”Setelah permintaan di hilir ini ada, kami akan terapkan budidayanya sehingga dapat meningkatkannya ke skala industri. Hal ini masuk ke dalam program diversifikasi pangan,” katanya.
Untuk memperkuat daya saing produk pangan nasional, peneliti bidang pangan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Imelda M Freddy berpendapat, pemerintah pusat dan pelaku industri perlu bekerja sama dalam menyusun standar mutu nasional. Sejalan dengan penyusunan standar, pemerintah daerah memetakan potensi pangan masing-masing.
Imelda menilai pola makan masyarakat Indonesia saat ini didominasi makanan olahan, contohnya kudapan. Oleh sebab itu, kreativitas produsen dan pelaku industri dalam mengolah produk pangan perlu ditingkatkan.
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan konsumsi, promosi ragam pangan lewat media sosial dan seminar perlu digencar. ”Promosi di media sosial sebaiknya melibatkan sosok berpengaruh (influencer) agar dapat efektif memengaruhi gaya konsumsi pangan anak muda. Kalau promosi dengan seminar, pakar-pakar terkait perlu dilibatkan,” ujarnya.