JAKARTA, KOMPAS - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mencatat jumlah koperasi yang dikelola kalangan muda di Indonesia saat ini baru 4.674 unit atau 3 persen dari total koperasi aktif yang sekitar 152.000 unit. Pengenalan kebutuhan anggota dan juga karakteristik generasi muda dinilai penting bagi koperasi untuk semakin berkembang.
"Koperasi yang dikelola generasi muda itu semisal koperasi mahasiswa, koperasi pondok pesantren, dan lainnya," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Meliadi Sembiring pada diskusi Koperasi Jaman Now di Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Di era sekarang, Meliadi menuturkan, koperasi harus mengikuti perkembangan informasi dan teknologi agar mampu berkembang. Tanpa mengikuti perkembangan informasi dan teknologi, koperasi pasti akan ketinggalan.
Menurut Meliadi, pemerintah memfasilitasi agar koperasi dapat berkembang melalui teknologi. Koperasi yang sulit menghadirkan puluhan ribu anggota, misalnya, dapat menggelar rapat anggota tahun secara dalam jaringan.
"Ini penghematannya besar sekali dan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha lain yang dibutuhkan oleh anggota koperasi," ujar Meliadi.
Asisten Deputi Penyuluhan di Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop UKM Bagus Rachman mengatakan, beberapa waktu lalu pun dirinya diundang salah satu koperasi simpan pinjam (KSP) beranggotakan 40.000-an orang yang melakukan RAT dengan video conference.
"Pelaksanaannya tetap dengan kombinasi, melalui perwakilan dulu di 16 cabang KSP tadi. Lalu nanti ada paripurna yang terhubung melalui video conference dengan pusatnya," kata Bagus.
Ketua Koperasi Baldah, I\'ie Naseri Muhammad mengatakan, penggunaan teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi umat. Semangat Baldah sebagai koperasi syariah digital antara lain melalui kemudahan RAT daring tanpa tatap muka.
Selain itu juga kemudahan mengetahui kesehatan keuangan koperasi setiap bulan. "Pencatatan online pun memberi kemudahan pencatatan transaksi dari setiap anggota dan setiap unit usaha," katanya.
Sementara itu PR Manager Kosakti, Amrul Hakim dalam diskusi tersebut menuturkan beberapa karakteristik generasi milenial. Generasi milenial antara lain mementingkan passion atau kegemaran dibanding nominal gaji besar. Mereka pun ingin menyelesaikan persoalan-persoalan.
Amrul mengatakan, generasi milenial mengutamakan kesempatan tumbuh dan selalu berusaha mencari cara meningkatkan produktivitas dan efisiensi. "Melalui koneksi internet, milenial terbiasa dengan teknologi canggih untuk bekerja di mana pun dan kapan pun," ujarnya.